Akun Twitter @SimpleM81378523 memang dikenal sebagai akun pembuat utas tentang cerita-cerita horor dan mistis.
Kembali pada beberapa bulan lalu, ada sebuah cerita horor berjudul "Sorop" yang sukses bikin merinding.
Kisah ini didapatnya dari DM seorang wanita yang bercerita tentang pengalamannya bersentuhan dengan 'penghuni' di rumahnya.
Datang langsung ke lokasi
Ilustrasi (Foto: pixabay)
Di pengguna akun SimpleMan mengatakan bahwa dia datang langsung ke rumah yang hendak diceritakannya ini.
Tak berbeda dari rumah kebanyakan, hanya saja rumah ini memiliki lorong panjang yang langsung menuju ke dapur. Rumah yang ditunjukan juga terlihat cerah dan tak sedingin 'aura' yang diceritakan.
Rumah ini di buat dari bata lama, dengan di poles warna putih, di sana-sini beberapa bagian temboknya sudah retak, jarak antara lantai ke langit-langit cukup tinggi, lebih tinggi dari rumah pada umumnya, alasannya karena semakin tinggi langit-langit hawa dingin rumah kian terasa.
Pintu misterius
Ilustrasi (Foto: pixabay)
Sesampainya di rumah itu, sang pemilik rumah berbisik dengan pelan dan mengatakan; "mereka di sana."
Dia menunjuk ke sebuah pintu yang terlihat seperti hangus bekas di bakar. Kayunya rapuh namun digembok dengan sangat kuat.
"itu adalah kamar pak de yg saya ceritakan mas," kata pemilik rumah tersebut.
Kisah berawal ketika paman si pemilik rumah meninggal
Ilustrasi (Foto: pixabay)
Rumah ini dihuni oleh dua kakak beradik bernama Hanif dan Isti. Mereka sempat merantau dan menolak untuk kembali ke sana karena kejian yang menimpa keluarganya setelah orangtuanya meninggal,
Mereka tidak akan pernah melupakan perlakuan dari keluarga ayahnya itu.
Suatu ketika, keduanya diminta untuk kembali dan mengurus rumah tersebut daripada menjadi perantau. Sayangnya mereka menolak karena tumah tersebut masih ditempati oleh paman dan tantenya.
"Maaf tante, saya dan kakak saya gak akan kembali kalau masih ada om sama tante di rumah itu," kata Isti.
Ternyata kabar yang tak terduga datang dari om dan tatenya tersebut.
Keduaya pulang meski ragu
Selama di perjalanan Hanif dan Isti saling melihat satu sama lain, entah kenapa setelah mendengar kabar itu keduanya justru tidak tenang seakan ada yg membuat mereka ketakutan.
"Bener yg di omongin bu lek?" tanya Hanif.
Tiba di stasiun mereka dijemput oleh seorang tetangga yang juga dekat dengannya.
Rumah dipenuhi warga
Isti dan Hanif tiba-tiba di tuntun oleh tantenya ke sebuah kamar yang berisi pamannya terbujur diam diatas sebuah tikar tenun.
Ketika sampai di kamar, tantenya meninggalkan Hanif dan Isti di kamar tersebut dan menutup pintunya dari luar. Hanif menggedor-gedor pintu, namun dari luar bu lek terus berteriak.
"Sudah nak, maafkan pak de mu dulu biar semuanya selesai."
Pamannya sujud meminta maaf
Sang paman pun merangkak mendekati Hanif dan Isti yg tersudut di depan pintu.
Tubuhnya sudah tak segempal dulu. Kini dia seperti tulang yg di balut kulit kering. dari hidung dan mulutnya, dia terus memuntahkan darah. Bola matanya juga sudah memutih nyaris seperti orang yg sudah lama mati.
Dia menatap Hanif dan Isti sebelum bersujud di depan mereka. Dia terus meminta maaf sambil tetap menangis dan meraung.
Paman yang mereka kenal arogan dulu tiba-tiba seperti anak kecil, ada satu kalimat yang tidak bisa Hanif dan Isti lupakan.
"Biarkan pak de mu mati nduk, biar pak de gak di sini lagi."
Pamannya meninggal setelah dimaafkan
Ilustrasi (Foto: pixabay)
Hanif yang pertama mengangguk dan sudah memaafkan sang paman. Tepat setelah mengatakan itu, pamannya jatuh dan konon akhirnya bisa meninggal.
Tantanya kemudian membuka pintu dan memeriksa bersama warga, setelah di pastikan benar pamannya sudah meninggal, terlihat semua orang tampak lega. hal yg aneh tentu saja, bagaimana orang bisa bersyukur saat ada yg mati?
Terjadi perdebadan setelahnya. Tantenya meminta agar sang suami langsung di kuburkan saat itu juga. Namun warga menolak, hujan deras masih terjadi, sedangkan tanah kuburan akan di penuhi air dan lebih baik memang di lakukan esok hari.
Hanif dan Isti beristirahat di kamar lamanya
Ilustrasi (Foto: pixabay)
Setelah warga meninggalkan rumah tersebut, Hanif dan Isti beristirahat di kamar lamanya.
Hanif sudah menutup mata namun Isti masih seperti melamun.
Belum lama Hanif memejamkan mata, dia pun terbangun, di dalam kamar tiba-tiba terasa sangat dingin. Hanif terbangun mencoba mencari selimut namun ia baru sadar, adiknya Isti tidak ada di sampingnya.
Hanif terhenyak sejenak, saat pintu kamarnya tiba-tiba berderit terbuka, Hanif menatap pintu itu, terpikir di dalam kepalanya apakah adiknya pergi ke kamar mandi.
Tiba-tiba suaranya yg menangis pilu itu berganti menjadi suara tawa yang seperti orang sinting. Hanif juga melihat pemandangan lain dari ujung lorong perbatasan antara pintu dapur.
Dia melihat seorang nenek bungkuk dengan badan tengah menggendong bayi, ia menggeleng pada Hanif yg membuat Hanif tersentak sebelum melihat ke kursi itu lagi, sosok itu lenyap-begitupula si nenek itu.
Hanif melihat sosok pamannya yang sudah meninggal
Ilustrasi (Foto: pixabay)
Dari pintu tempat pak De di kunci, Hanif mendengar suara Isti seperti sedang mengobrol dengan seseorang.
Hanif pun mendekati pintu pak De, berusaha membukanya namun sayang pintu di kunci. karena suara itu benar-benar terdengar di telinga Hanif ia mengintip dari lubang.
Tantenya pun segera membuka pintu tersebut dan melihat bahwa suaminya maish terbujur kaku diatas tenun, tak bergerak dan tak ada Isti.
Hanif menatap tantenya yang seperti terpaku melihat ke atas yang dilihatnya tak ada apapun. Tantenya segera menarik Hanif keluar dari kamar namun dengan gelagat wajahnya yang masih melihat ke atas.
Tentanya pun mangantarkan Hanif kembali ke kamar, di sana Isti tengah tidur di atas kasur.
Penasaran dengan kisah selanjutnya? Baca kelanjutan Cerita Horror "Sorop" part 2 hanya di Kuyou.id.
Share to:
Related Article
-
Doa Niat Puasa Senin - Kamis Menurut Nabi Muhammad SAW
Update|August 24, 2020 17:04:10