Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menduga adanya mafia yang sebabkan minyak goreng langka. Ia pun mengaku tak takut melawan mafia tersebut.
Hal tersebut diungkap oleh Muhammad Lutfi saat raker bersama Komisi VI DPR RI pada 17 Maret 2022.
"Saya ingin menekankan bahwa tidak ada saya menyerah pada mafia-mafia, terutama mafia pangan," kata Mendag Lutfi.
Tak kalah dari pengusaha
Dalam kesempatan tersebut, Mendag Lutfi juga tak mau mengalah pada para pengusaha ketika mengeluarkan kebijakan.
"Jadi kalau ada orang yang mengatakan kita menyerah oleh pengusaha, saya katakan secara mutlak, tidak ada yang ikut pengusaha pemerintah ini," kata Mendag Lutfi.
"Jadi tidak ada yang kita kalah oleh pengusaha. Saya jamin, saya tidak bisa diatur oleh pengusaha-pengusaha. Tapi kita berjuang untuk menyelesaikan masalah distribusi ini," tambahnya lagi.
Hal tersebut dibuktikan dengan Pengusaha CPO dipaksa membayar pungutan dan bea ekspor produk tersebut sekitar US$675 per metrik ton atau naik US$300 per metrik ton.
Sementara untuk batas atas dana pungutan ekspor menjadi US$1.500 per ton. Untuk setiap kenaikan harga CPO sebesar US$50/MT, maka tarif pungutan ekspor naik sebesar US$20/MT. Dana tersebut akan disetor ke Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Tak takut melawan mafia
Dalam kesempatan tersebut, Mendag Lutfi juga menegaskan pihaknya tak akan kalah melawan mafia yang membuat langka dan tingginya harga minyak goreng.
"Sekali lagi saya katakan bahwa kita sebagai pemerintah, saya sebagai pemerintah tidak bisa kalah dari mafia apalagi spekulan-spekulan yang merugikan rakyat," kata mendag Lutfi.
Mendag mengaku sudah mengantongi pihak-pihak yang terlibat dalam mafia minyak goreng tersebut dan akan mengumumkannya pada Senin pekan depan.
Share to:
Related Article
-
MAJA Labs Dukung Pameran Rumination of The Self, Ajang Seniman Muda Unjuk Karya Seni
Update|March 05, 2023 11:22:26