Pameran bertajuk Aneka Warna Cemerlang resmi dibuka pada Sabtu, 6 September 2025 di Getback Parlour, Rukan B2/12 ITC Fatmawati, Jakarta. Pameran ini menghadirkan 39 seniman dari dalam dan luar negeri dengan lebih dari 80 karya yang dipamerkan.
Acara akan berlangsung selama dua bulan, setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 20.00 WIB. Getback Parlour sebagai lokasi pameran menghadirkan suasana yang unik. Di lantai satu, pengunjung bisa menikmati kopi di area kedai, sementara lantai dua hingga empat yang biasanya difungsikan sebagai kantor, kini disulap menjadi ruang pamer dengan tambahan karya seni di berbagai sudutnya.
“Persiapannya lumayan lama. Tahun ini kami mulai menawarkan konsep ini. Selain mengandalkan arsip reaksi yang sudah ada, kami juga membongkar lagi file-file lama, data yang sebelumnya belum sempat dicetak,” ujar Syaiful Ardianto, akrab disapa Ipul, dari kolektif Cut and Rescue, selaku salah satu penyelenggara.
Beberapa karya yang ditampilkan ternyata memiliki perjalanan panjang. Ada karya yang pertama kali didesain pada 2014, diperbarui pada 2018, dan baru direalisasikan dalam bentuk cetak pada 2025.
“Jadi bisa dikatakan karya itu lahir dari proses berlapis mulai dari desain, revisi, hingga realisasi di tahun ini,” jelas Ipul.
Tidak hanya seniman dari Jakarta, pameran ini juga melibatkan partisipan dari luar kota bahkan luar negeri.
“Sebagian besar memang dari Jakarta, tapi ada juga yang dari luar, bahkan dari Belanda. Mereka biasanya hanya mengirimkan file desain, kemudian kami cetak di sini,” tambahnya.
Salah satu yang menarik dari pameran ini adalah praktik sablon. Menurut Ipul, prinsip ini muncul dari kebiasaan berbagi material yang berlebih agar tidak terbuang sia-sia.
“Kertas kalau tidak dipakai lama-lama bisa menguning, tinta juga bisa mengering. Jadi daripada terbuang, kami bagi ke teman-teman. Mereka kirim desain, lalu kami bantu cetakkan. Jadi praktiknya bukan hanya soal karya seni, tapi juga berbagi sumber daya,” ujarnya.
Ipul menambahkan, pameran Aneka Warna Cemerlang memiliki potensi untuk terus berkembang di masa depan.
“Sebenarnya banyak kemungkinan yang bisa dijalankan. Misalnya diputar lagi di tempat berbeda, dengan seniman yang sama atau tambahan seniman baru. Tidak hanya di Jakarta, tapi bisa juga ke Yogyakarta, Bandung, Cirebon, atau Solo. Bahkan bentuk kolaborasinya tidak harus pameran, bisa juga lewat sablon, poster, atau diskusi,” pungkasnya.
Share to:
Related Article
-
Apa Itu Fitur Rotoscope TikTok? Fakta Filter dan Efek Bisa Dihilangkan dengan Download
Viral|April 09, 2022 08:25:14