Jakarta, 18 Desember 2025 — La Palapa resmi menggelar soft opening pameran “Pancarona Futura” – La Palapa Vol. #01 pada Kamis (18/12/2025) di Contemporary Art Gallery (CAG), Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pameran ini menjadi tonggak awal kehadiran La Palapa sebagai wadah ekosistem seni rupa yang menempatkan keberagaman, kolaborasi, dan perjumpaan artistik sebagai fondasi utama.
Rangkaian acara diawali dengan sambutan dari Adrian Zakhary selaku Direktur La Palapa, Ratri Paramita selaku Plt. Direktur Utama TMII, serta Fairly Primarini selaku Account Director Syah Kreatif Indonesia. Kurator pameran, Nadia, turut memberikan pengantar kuratorial yang menjelaskan arah gagasan Pancarona Futura. Acara ditutup dengan prosesi peresmian simbolik melalui aksi melukis kanvas bersama oleh perwakilan Syah Kreatif Indonesia dan TMII, yang kemudian dilanjutkan oleh para seniman.
Dalam sambutannya, Adrian Zakhary menegaskan bahwa La Palapa dirancang sebagai ruang yang melampaui fungsi pameran semata.
“La Palapa adalah wadah ekosistem seni rupa yang berkolaborasi dengan seniman, studio, kolektif, dan komunitas. Di TMII CAG, kami menghadirkan ruang seni yang menjangkau batas imaji dan merangkul beragam narasi,” ujar Adrian.
Ia menambahkan bahwa La Palapa bersifat dinamis dan terus bergerak mengikuti proses kreatif seniman.
“La Palapa bukan ruang yang diam, melainkan bergerak dalam waktu untuk mewujudkan imaji seniman dan membangun jejaring seni rupa Nusantara, sejalan dengan spirit Sumpah Palapa,” lanjutnya.
Sementara itu, Fairly Primarini menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun ekosistem kreatif yang berkelanjutan.
La Palapa kami pandang sebagai ekosistem yang memungkinkan ide dan praktik seni tumbuh secara organik. Kolaborasi ini mempertemukan seniman, institusi, dan publik dalam satu ruang dialog yang setara,” ungkap Fairly.
Mengusung tajuk “Pancarona Futura”, La Palapa Vol. #01 memaknai keberagaman sebagai spektrum yang terus bergerak. Panca dan Rona menjadi metafora atas perjumpaan warna, narasi, dan pengalaman, sementara Futura menunjuk pada masa depan sebagai proses yang terus terbentuk. Terinspirasi oleh gagasan durée Henri Bergson dan konsep Not-Yet Conscious Ernst Bloch, pameran ini mengajak publik membaca ulang batas identitas dan lanskap sosial melalui bahasa seni kontemporer.
Pameran ini menampilkan karya instalasi dari sejumlah seniman, antara lain Faisal Darmawan, Rizki Maning, Vonazsar, serta seniman lainnya, yang merepresentasikan keberagaman pendekatan seni rupa Indonesia hari ini.
Diselenggarakan di TMII, ruang budaya yang merepresentasikan Nusantara, Pancarona Futura mempertemukan memori kolektif, arsip budaya, dan praktik seni kontemporer yang cair dan kontekstual. Lebih dari sekadar pameran, Pancarona Futura hadir sebagai undangan reflektif untuk membaca ulang masa depan—sebagai proses yang terus bergerak, terbuka, dan belum sepenuhnya selesai.
Share to:
