Andhika Sudarman, Pemuda Ini Terpilih Jadi Orang Indonesia Pertama yang Berpidato di Wisuda Harvard Law School

Andhika Sudarman, Pemuda Ini Terpilih Jadi Orang Indonesia Pertama yang Berpidato di Wisuda Harvard Law School

Andhika Sudarman, Pemuda Ini Terpilih Jadi Orang Indonesia Pertama yang Berpidato di Wisuda Harvard Law School

Andhika Putra Sudarman, orang Indonesia pertama yang berpidato di HLS (Foto: dok. Istimewa)


Harvard University ialah salah satu kampus yang diimpikan banyak orang, terlbeih lagi Harvard Law School. Tiap tahun, ada sekitar 800 mahasiswa yang berasal dari seluruh dunia. Tahun ini, Andhika Putra Sudarman adalah satu-satunya orang Indonesia yang lulus dari Harvard Law School, almamater mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Tak “sekadar lulus”, pemuda asal Tanjungpinang, Kepri yang juga merupakan “Harvard Law School’s Class Marshal” ini lulus dengan penghargaan “Harvard Law School’s Dean’s Award” dan memberikan pidato di hari kelulusan Harvard Law School mewakili kelas angkatan “Class of 2020”. Prestasi ini tentu bukan hanya merupakan kebahagiaan bagi diri sendiri, tetapi juga kebanggaan bagi keluarga dan Indonesia.

Andhika adalah putra asli Tanjungpinang lulusan SMA Negeri 1 Tanjungpinang, Kepri, yang sebelumnya masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia melalui Ujian Tertulis tahun 2011. Penyandang predikat Juara 1 Mapres (Mahasiswa Berprestasi) Tingkat Nasional 2014 ini menjadi anak muda Indonesia yang pertama dalam sejarah memberikan pidato di hari kelulusan “HLS” sejak berdirinya pada tahun 1817 silam. 

“Saya cukup beruntung karena sudah banyak senior sebelum saya yang membagikan pengalaman mereka, sehingga saya pun bisa memaksimalkan waktu saya di sini. Saya juga di sini berkat LPDP, pajak masyarakat Indonesia. Kalau saya tidak benar-benar memanfaatkannya, saya merasa bersalah pada rakyat-rakyat yang mau makan saja susah,” Andhika menjelaskan.

Menanggapi bagaimana pengalaman sebagai anak muda Indonesia pertama yang mendapatkan kesempatan untuk memberikan pidato kelulusan tersebut, Andhika menjawab, “Dulu saya pergi ke Jakarta untuk kost sendiri, bimbel 3 bulan berharap bisa diterima di UI. Siapa sangka, perjuanganku mengantarkan saya tidak hanya kepada UI, tetapi juga ke Harvard. 10 tahun yang lalu, saya mimpi pun tidak berani untuk berkuliah di sini. Istilahnya mimpi aja nggak nyampe. Tetapi lihat saya sekarang, tidak hanya lulus tetapi mendapatkan berkat yang luar biasa. Dari situ saya belajar, hidup harus berjuang keras demi impian, dan tidak mimpi yang terlalu tinggi untuk digapai. Saya (adalah) buktinya.”

FYI nih, sejak awal kuliah, Andhika sudah terpilih untuk menjadi “Class Marshal” di angkatannya. Hanya terdapat 6 orang Class Marshal (perwakilan kelas yang dipilih melalui eleksi) yang mewakili sekitar 800 orang. “Jujur, awalnya hanya bercanda untuk hendak ikut pemilihan karena mengetahui tingkat kesulitannya. Kan ini pemilihannya berdasarkan eleksi, jadi saya yang merupakan satu-satunya orang Indonesia sudah pasti memiliki peluang yang rendah. Saya juga mendengar bahwa setiap tahun yang terpilih adalah orang Amerika dan Amerika Latin. Namun, Indah Shafira (S2 Harvard), teman dekat saya di sini mengingatkan bahwa selain keren (Class Marshal memiliki keistimewaan untuk berjalan di barisan paling depan ketika lulus dan membawa bendera Harvard Law School, jika saya berhasil maka itu pasti akan membuat bangga teman-teman dari Indonesia, sekaligus bisa membawa nama baik Indonesia. Saya pun menjadi semakin semangat mengikuti pemilihannya,” ungkap Andhika yang juga merupakan bagian dari “Harvard Law School’s First Class Association.”

Andhika punya pengalaman maenarik lainnya, Ia pernah menjadi pembicara dalam American Democratic Debate, acara Harvard Law School yang mensimulasikan debat calon presiden saat itu.

“Cita-cita saya dari dulu adalah membuat perubahan fundamental berjangka panjang di sistem pemerintahan. Saya pun menerima tawaran untuk mewakili Joe Biden atas dasar kesadaran bahwa mengikuti debat semacam ini sebagai orang asing, apalagi di depan ruangan yang dipenuhi mahasiswa Harvard Law School, adalah pengalaman sangat berharga yang mungkin tidak akan pernah datang lagi. Saya akan bisa belajar begitu banyak dari pengalaman ini. Saya mempersiapkannya dengan sangat serius, dan saya bersyukur mendapatkan masukan dari teman saya Dimas Muhamad (S2 Harvard) yang lebih mengerti konstelasi politik di Amerika,” ujar Andhika.

Sedangkan di bidang non-akademik, Andhika yang dahulunya Ketua Taekwondo FHUI juga sempat mewakili Harvard University dalam lomba Taekwondo di Brown University dan Princeton University.

Andhika mengatakan hal paling berharga yang didapatkannya adalah keluarga baru. Selain mahasiswanya, Andhika mengatakan bahwa pengajar di Harvard Law School benar-benar “gila” kerennya. “Mulai dari mantan agen CIA sampai calon presiden, semuanya ada. Proses belajarnya menekankan pada diskusi, dan baik dosen maupun mahasiswa harus siap “diserang” habis-habisan di dalam kelas. Orang sini tidak ada segan-segannya dalam berdiskusi.”

Andhika juga sempat bertamu ke kediaman Elizabeh Warren, Senator dari Negara Bagian Massachusetts sekaligus satu-satunya calon presiden Amerika dari Democratic Party yang juga merupakan mantan pengajar Harvard Law School. 

Andhika berterima kasih kepada guru dan dosennya, “Saya tidak mungkin bisa di sini tanpa guru dan dosen saya. Terima kasih kepada bapak dan ibu yang telah membimbing saya selama ini. Jasa bapak/ibu tidak pernah saya lupakan, dan akan menjadi penyemangat bagi saya untuk suatu saat berbagi kepada generasi yang lebih muda daripada saya.”

Berasal dari Tanjungpinang dan merupakan yang pertama dari keluarganya yang lulus dari pendidikan tinggi, Andhika berpesan untuk anak muda yang ingin masuk Harvard, “Harus gigih mempersiapkan sejak S1, bahkan jika bisa sejak SMA. Berprestasilah sebisa mungkin, di bidang akademik dan  non-akademik. Punya mentor akan sangat membantu, karena orang awam seperti saya dulu, bahkan rupa esai yang harus ditulis saja tidak yakin.”

Ketika ditanya apa yang menjadi penyesalannya, ia menjawab, “Tidak ada penyesalan. Saya telah melakukan yang terbaik. Matius 25:14-30. Semua talenta yang tidak digunakan akan ditarik oleh-Nya. Saya telah memanfaatkan dengan terbaik waktu saya di sini.”

Andhika Sudarman adalah penulis buku “Masuk PTN itu Gampang?” dan “Kitab Suci Kuliah.” Setelah lulus, Andhika ingin menghabiskan beberapa bulan ke depan untuk berbagi pengalamannya dengan adik-adik kelasnya yang ingin meningkatkan kapasitas diri. 

Kamu bisa melihat pidato Andhika Sudarman yang sangat inspiratif di sini gaes. https://hls.harvard.edu/commencement/2020-commencement-ceremony/




Kabar ViralBerita ViralViralAndhika Putra SudarmanOrang Indonesia pertama yang berpidato di wisuda HLSHarvard Law SchoolHarvard University

Share to: