Jang Hansol Ungkap Cerita Pembunuhan di Kota Ansan Korea, Ternyata Banyak WNI-nya

Jang Hansol Ungkap Cerita Pembunuhan di Kota Ansan Korea, Ternyata Banyak WNI-nya

Jang Hansol Ungkap Cerita Pembunuhan di Kota Ansan Korea, Ternyata Banyak WNI-nya

(Foto: YouTube)


Jang Hansol kembali dengan konten terbarunya yang mengangkat kasus kejahatan yang terjadi di Korea Selatan.

Setelah mengungkapkan pembuangan mayat ABK WNI oleh Cina, kini pemilik akun YouTube Korean Reomit itu mengungkapkan kasus pembunuhan di Kota Ansan, Korea.

Hansol menjelaskan bahwa di kota Ansan terdapat banyak tenaga kerja asing dari berbagai negera termasuk Indonesia.

"Dari Indonesia juga banyak, dari Cina juga banyak dan juga dari berbagai negara lain," kata Hansol seperti dikutip dalam videonya yang diunggah pada 22 Juli 2020.

Kejadian ini terjadi di Stasiun Ansan yang berawal ketika seorang pria yang kira-kra berusia 30 tahun ingin menaiki kereta sambil membawa tas.

Pria mencurigakan membawa tas bagasi besar

Tiba-tiba seorang staff mendatangi pria tersebut dan mengatakan bahwa dia tidak diperbolehkan untuk menaiki kereta.

Bukan karena kewarganegaraannya, namun pria ini dilarang naik karena tas bawaannya terlihat mencurigakan. Sepanjang jalan tasnya terlihat ada darah bercucuran gaes!

Saat ditanya apa isi tasnya, si pria menjawab dengan percaya diri bahwa isi tasnya ada daging babi sebanyak 40 kg.

Karena masih curiga, staff meminta untuk memeriksa tas tersebut untuk memastikan. Saat dilihat, ya memang terlihat seperti sebuah potongan daging yang besar.

Pria tetap tidak diperbolehkan naik kereta

Karena darah yang terus menetes, pria tersebut tetap dilarang menaiki kereta gaes. 

Gak melawan ataupun membantah, pria tersebut akhirnya pergi dan gak jadi naik kereta.

Laporan penemuan tas bagasi di toilet

Beberapa jam kemudian, ada laporan dari salah satu staff yang bertugas di toilet bahwa ada ditemukan satu tas bagasi di toilet stasiun. 

"Kalau ada tas yang ditinggalkan di tempat publik, itu agak sedikit membahayakan. Karena Bisa aja didalamnya ada sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal kriminal atau transaksi ilegal," jelas Hansol.

Ketika tasnya di buka, terdapat potongan tubuh perempuan berserta kedua lengan yang dibungkus pelastik dengan darah segar yang masih menetes.

Nah, semua karyawan pun kaget dan mengingat si pria yang membawa tas berisikan darah yang disebut berisi daging babi.

Melaporkan kepada polisi

Polisi pun datang dan segera melakukan penyelidikan. Mereka juga mengikuti jejak darah tesebut.

Ternyata, Polisi sampai ke suatu tempat yang jaraknya sekitar 800 meter dari Stasiun Ansan. Sayangnya, mereka gak menemukan bukti-bukti penting yang bisa membantu.

Namun polisi menemukan 2 bukti konkret dari jenazah yang ditemukan.

Pertama adalah lambung sang wanita terlihat kosong yang berarti dia di bunuh pada pagi hari atau subuh. Kedua, tempat dimana jejak darah itu hilang mungkin aja adalah titik dimana potongan tubuh itu dibawa.

Polisi menemukan clue

Polisi berhasil menemukan kamera CCTV yang merekam seorang pria membeli katong sampah berukuran 50 liter dan tas bagasi.

Pria tersebut membeli kantong sampah pada jam 10 pagi dan kembali pada jam 2 siang untuk membeli tas bagasi.

Karena kekurangan informasi pelaku yang diduga bukan warga negara Korea, maka polisi melakukan investigasi terhadap mayat wanita tersebut.

Polisi menemukan rumah yang mencurigakan

6 hari setelah ditemukannya tas itu, Polisi menemukan sebuah rumah yang dihuni oleh perempuan Korea yang berkerja di pabrik elektronik. Katanya, si penghuni sudah gak kelihatan beberapa hari belakangan.

Polisi pun masuk kedalam rumah tersebut dan menekan beberapa bukti seperti pisau dan palu di ruang tengah. 

Sementara di genteng rumah ditemukan 2 potongan kaki dan sebuah baju laki-laki yang berlumuran darah.

Potongan kaki cocok dengan jenazah yang ditemukan di dalam tas bagasi

Akhirnya polisi sudah menemukan korban, meski masih belum menemukan si pelaku.

Berbekal rekaman CCTV dan bukti pria yang fasih berbahasa Cina cukup menyulitkan mereka karena banyaknya warga negara asing di Kota Ansan.

Hp Korban ditemukan

Meski semua datanya sudah di hapus, Polisi pun melakukan pemulihan sehingga menemukan 31 kontak di HP tersebut.

Mereka mencurigai bahwa pelakunya adalah salah satu dari 31 yang kontaknya tersimpan di HP korban.

Korban baru pulang berlibur dari Cina

Ternyata korban baru saja pulang dari Cina setelah melakukan liburan jangka panjang sekitar 3 bulan. Dia pulang tepat sehari sebelum adanya kejadian tersebut.

Dia pergi ke Cina karena kekasihnya tinggal di Cina. Awalnya, polisi mencurigai sang kekasih, namun ternyata setelah diselidiki, kekasihnya sudah lama dideportasi dari Korea sehingga gak mungkin datang ke Ansan.

Pelaku berhasil di tangkap

Polisi menemukan pelaku setelah 9 hari dari penemuan koper tersebut.

Mereka melacak lokasi pelaku lewat sinyal berdasarkan kontak yang ditemukan di HP korban.

Ternyata, pelaku memang benar orang Cina yang sudah lama tinggal di Korea

Motif pembunuhan

Benar saja, pelaku merupakan orang yang cemburu dengan hubungan si korban dengan kekasihnya.

Polisi mengatakan bahwa pelaku marah setelah melihat si korban tengah bercanda dan senyum-senyum dengan lelaki lain. Pelaku mengaku gak terima sebagai teman kekasih korban.

Gak puas dengan jawaban tersebut, Polisi menemukan bahwa pelaku juga mengambil uang dari rekening di korban. 

Pelaku sempat kabur

Setelah kejadian, pelaku sempat kabur dai kota Ansan. 

Namun karena penasaran apakah dia diburu oleh Polisi atau tidak, dia sempat kembali ke Ansan dan menyalakan ponselnya sebentar yang selama ini dimatikannya.

Dari sanalah Polisi berhasil menangkap sinyal posisi si pelaku.




Jang HansolPembunuhan di Kota AnsanWarga negara Cina di KoreaAnsanStaiun AnsanKasus Korea RoemitKorea Roemit pembunuhan di Ansan

Share to: