Para peneliti dan dokter baru-baru ini telah melakukan Focus Group Discussion dan membahas soal obat Ivermectin bagi pasien Covid-19.
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, diketahui kalau obat Ivermectin ini terbukti menurunkan tingkat kasus Covid-19 di beberapa negara yang masuk dalam zona merah.
Diketahui sebelumnya Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan akan memproduksi obat Ivermectin sebanyak 4 juta dosis per bulan karena dinilai bisa menjadi obat terapi pasien Covid-19.
BACA JUGA: Ini Kegunaan Asli Obat Ivermectin yang Disebutkan Menteri Erick Thohir untuk Penanganan Covid-19
Hal itu juga disampaikan oleh Stafsus BUMN, Arya Sinulingga yang mengatakan kalau Ivermectin merupakan obat terapi Corona.
"Ini adalah terapi untuk corona dan sudah diberikan izin edar untuk anti parasit. Banyak pihak masih melihat kalau obat ini untuk mencegah corona padahal pak menteri tidak bicara untuk corona tapi hanya untuk terapi sama seperti obat lainnya seperti avigan dll," ucapnya.
Sementara itu, menurut Dokter Spesialis Penyakit Paru sekaligus Ketua Tim Penelitian untuk Corona , Budhi Antariksa mengatakan kalau Ivermectin merupakan suatu obat untuk parasit yang memiliki kemampuan menghambat replikasi dari virus.
"Ivermectin bekerja untuk penghambatan replikasi virus, jadi pertumbuhan virus akan dihentikan untuk tidak bertambah sehingga bisa habis sendiri," jelasnya.
Di sisi lain dirinya juga mengatakan kalau sudah terdapat penelitian di India dan Mesir dengan memberikan 2 tablet per bulan pada tenaga kesehatannya dan ternyata terbukti mereka tak terpapar Covid-19.
Kemudian, Sofia Koswara selaku Vice President PT Harsen Laboratories juga mengatakan kalau sudah melakukan uji coba dengan membagikan 440 ribu tablet Ivermectin pada pasien Covid-19 sejak September 2020 hingga Mei 2021, dan terbukti hasilnya pasien sembuh di hari ketujuh sampai kesepuluh.
"Ivermectin sudah digunakan di 15 negara dan terakhir itu India dengan dibagi massal selama 5 hari dan 97% virus lenyap di New Delhi, sementara daerah yang tidak menggunakan Ivermectin kasusnya naik hingga 80%," kata Sofia.
Sementara itu di Peru juga sudah dibagikan Ivermectin ke 8 Provinsi yang masuk zona merah dan berhasil menurunkan angka kasus Corona di negara tersebut. Namun pasca penggunaan obat tersebut di stop, kasusnya langsung kembali melonjak gaes.
BACA JUGA: Erick Thohir Senang Obat Ivermectin Buatan Indofarma Dapat Izin BPOM untuk Tangani Covid-19
Selain itu berdasarkan informasi, 31 negara yang tidak memakai Ivermectin kasus Covid-19nya cukup tinggi dan 28 negara yang menggunakan Ivermectin kasus Covid-19nya semakin menurun.
Share to:
Related Article
-
Ria Ricis Resmi Gugat Cerai Teuku Ryan, Sidang Cerai Perdana 19 Februari
Update|January 31, 2024 15:31:03