PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum sepanjang tahun 2020 membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 698,17 Miliar. Hal ini sangat baik karena pada tahun sebelumnya Inalum mencatatkan kerugian Rp 1,2 Triliun.
BACA JUGA: Komisaris PTPN VIII Adrian Zakhary dan Anggota DPR RI Tommy Kurniawan Bahas Potensi Agro Wisata
Tahun lalu, pendapatan perseroan tercatat mencapai Rp 80,63 triliun. Penurunan pendapatan terjadi pada semua komoditas perseroan, yakni emas, batu bara, logam timah dan tin solder, alumunium, feronikel, bijih nikel, dan lainnya
Produk emas merupakan kontributor terbesar pendapatan perseroan mencatatkan penurunan pendapatan dari Rp 22,46 triliun pada 2019 menjadi Rp 19,35 triliun pada 2020.
Pendapatan dari batu bara juga turun dari Rp21,42 triliun pada 2019 menjadi Rp 17,27 triliun pada 2020. Begitu juga pendapatan dari logam timah dan tin solder turun menjadi Rp 14,31 triliun pada 2020 dari Rp 18,1 triliun pada 2019 serta alumunium turun menjadi Rp 6,56 triliun pada 2020 dari Rp 6,91 triliun pada 2019.
Kemudian pendapatan dari feronikel turun menjadi Rp 4,66 triliun pada 2020 dari Rp 4,87 triliun pada 2019, bijih nikel turun menjadi Rp 1,96 triliun pada 2020 dari Rp 3,78 triliun pada 2019.
Pendapatan dari produk lainnya turun menjadi Rp 2,08 triliun pada 2020 dari Rp 2,37 triliun pada 2019. Sementara pendapatan dari jasa pemurnian logam mulia dan jasa lainnya juga turun menjadi Rp379,27 miliar pada 2020 dari Rp703,61 miliar pada 2019.
Namun perseroan mencatatkan bagian laba neto dari PT Freeport Indonesia senilai Rp 2,09 triliun. Sebelumnya pada 2019, perseroan mencatatkan rugi neto dari Freeport sebesar Rp 576,23 miliar.
Bagian laba dari entitas asosiasi juga melonjak menjadi Rp 1,92 triliun dari sebelumnya rugi Rp 87,17 miliar. Untuk bagian laba neto dari entitas ventura bersama juga mengalami kenaikan dari Rp 179,45 miliar menjadi Rp 481,27 miliar.
BACA JUGA: Kerja Keras PTPN Group di Tengah Pandemi Catatkan Trend Positif Kenaikan Laba Bersih Rp 1,1 Triliun
Adapun dari sisi beban, perseroan mencatatkan adanya penurunan beban pokok pendapatan dari Rp 66,13 triliun pada 2019 menjadi Rp 54,97 triliun pada 2020. Beban umum dan administrasi juga tercatat turun menjadi Rp 5,1 triliun, serta beban penjualan dan pemasaran turun menjadi Rp 1,3 triliun.
Dengan begitu, Inalum membukukan laba tahun berjalan senilai Rp 1,82 triliun. Dari jumlah tersebut, senilai Rp 698,17 miliar merupakan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, sedangkan Rp 1,12 triliun merupakan laba yang diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali.
Share to:
Related Article
-
#BUMNUntukKawasanIndustri Trending Topic Nomor 7 di Twitter Gaes!
Kementerian BUMN|June 30, 2020 17:47:01