2700 Lowongan BUMN, Erick Thohir Targetkan Gen Z dan Milenial: Melek Teknologi

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir berharap akan lahirnya generasi muda penerus dari 2700 Program Rekrutmen Bersama BUMN 2022 gaes!

Seperti yang kita ketahui, sejak awal Erick Thohir memang menargetkan anak-anak muda untuk bergabung bersama di BUMN. Dia juga berharap banyaknya sosok dan figur yang melek teknologi.

Baca Juga: Berkunjung ke Harvard University Asia Center, Erick Thohir Apresiasi Seniman Indonesia di Amerika

Baginya, sosok muda yang berkarakter merupakan calon pemimpin bangsa kedepannya. Hal ini lah yang membuatnya menargetkan Milenial dan Gen Z dalam 2700 lowongan terbuka di BUMN baru-baru ini.

Erick Thohir Targetkan Gen Z dan Milenial

Bukan hanya melalui Rekrutmen Bersama BUMN, Erick Thohir mengungkapkan bahwa berbagai program terbuka untuk lapangan pekerjaan di perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut.

Namun, Rekrutmen Bersama BUMN 2022 tengah menjadi sorotan banyak orang. Terlebih ada leadership muda dimana kini melanial dan gen z yang menjadi targetnya.

"Transformasi sebuah usaha, itukan harus transformasi yang berkelanjutan. Karena itu sejak awal, BUMN ada leadership muda," katanya dilansir dari akun Instagram pribadi Erick Thohir pada 26 Mei 2022.

Dengan ini, Erick Thohir Thohir berharap adanya generasi penerus dari Program Rekrutmen Bersama BUMN 2022 yang muda dan melek teknologi.

"Sebenarnya perekrutan BUMN itu bagian dari strategi besar. Jumlah dari milenial BUMN yang melek teknologi kita harus dorong sampai 20%," lanjutnya.

Baca Juga: Penggemar Basket, Erick Thohir Ajak Anak Nonton NBA di Massachussetts: Buat Refreshing

Namun bukan hanya dari program yang tengah viral ini lho gaes!

Bos BUMN ini juga menjelaskan bahwa ada banyak lapangan pekerjaan BUMN lainnya yang terbuka melalui berbagai macam program.

"Sebenarnya lapangan pekerjaan yang besar, program-program BUMN yang lebih besar lagi dari perekrutan ini. Salah satunya PNM Mekaar, yaitu program ultra mikro pinjaman ibu-ibu di desa."

"Pada saat Covid-19 bertambah 7,1 juta orang. Yang menarik, mereka masing-masing mempekerjakan 1 orang. Berarti ibu-ibu itu saat Covid-19 membuka lapangan kerja sampai 7,1 juta," pungkasnya.