Profil Diaz Hendropriyono: Dari Stafsus Presiden, Wamen LH Hingga Komut Telkomsel

Diaz Faisal Malik Hendropriyono adalah seorang politikus dan profesional Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Lingkungan Hidup sejak 21 Oktober 2024 dan baru saja ditunjuk sebagai Komisaris Utama Telkomsel pada 28 Mei 2025. Lahir di Jakarta pada 25 September 1978, Diaz berasal dari keluarga militer dan intelijen yang sangat berpengaruh. Ayahnya, Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono, merupakan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), sementara kakaknya, Diah Erwiany, menikah dengan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa. Latar belakang keluarganya yang sarat pengaruh tak menghalangi Diaz membangun kariernya sendiri melalui jalur pendidikan dan profesionalisme.

Dalam bidang pendidikan, Diaz menempuh studi sarjana di Norwich University – The Military College of Vermont, Amerika Serikat, dan lulus dengan predikat cum laude di bidang Manajemen pada tahun 1999. Ia melanjutkan pendidikannya dengan meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dan Master of Arts in Global Leadership dari Hawaii Pacific University. Tak berhenti di sana, Diaz juga mendapatkan gelar Master of Public Administration (MPA) dari Virginia Polytechnic Institute and State University (Virginia Tech) pada tahun 2010. Pendidikan multidisipliner dan internasional ini memperkuat kompetensinya dalam bidang pemerintahan dan kepemimpinan global.

Setelah menyelesaikan studinya, Diaz memulai karier di sektor swasta sebagai analis di perusahaan konsultan publik di Amerika Serikat. Sekembalinya ke Indonesia, ia menjabat sebagai Direktur PT Ulam Sari Samudra dan kemudian menjadi komisaris di berbagai perusahaan, termasuk PT Tripar Multivision Plus, PT M Cash Integrasi, dan PT Telkomsel (pada periode sebelumnya). Pengalaman ini memberikan Diaz pemahaman mendalam tentang manajemen perusahaan dan sektor digital, yang kini menjadi sangat relevan dengan perannya sebagai Komisaris Utama Telkomsel.

Dalam dunia politik, Diaz mulai dikenal luas ketika ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Sosial pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (2014–2019). Ia menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat dan Istana, serta berperan dalam berbagai inisiatif sosial dan kewirausahaan pemuda. Pengalamannya di lingkungan Istana semakin memperkuat jaringan dan pemahamannya dalam birokrasi pemerintahan Indonesia.

Perjalanan politik Diaz berlanjut ketika ia diangkat menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) pada Mei 2018, menggantikan ayahnya. Di bawah kepemimpinannya, PKPI berusaha melakukan rebranding agar lebih relevan dengan generasi muda dan isu-isu digital. Meskipun partai tersebut belum mampu meraih posisi strategis di parlemen, kepemimpinan Diaz dianggap membawa angin segar dengan pendekatan modern dan inklusif.

Pengangkatan Diaz sebagai Wakil Menteri Lingkungan Hidup pada tahun 2024 oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi tonggak baru dalam kariernya di sektor publik. Dalam posisi ini, Diaz bertugas membantu Menteri Lingkungan Hidup dalam merumuskan kebijakan strategis terkait konservasi, pengelolaan hutan, dan penanganan perubahan iklim. Kiprahnya dinilai penting di tengah tantangan global soal keberlanjutan dan krisis lingkungan.

Pada Mei 2025, Diaz kembali dipercaya mengisi posisi penting di BUMN sebagai Komisaris Utama Telkomsel, menggantikan Wishnutama. Pengangkatan ini diyakini sejalan dengan latar belakangnya yang kuat di bidang komunikasi dan digitalisasi. Dalam posisi ini, Diaz diharapkan mampu mengarahkan Telkomsel menghadapi persaingan industri telekomunikasi yang semakin ketat dan memperkuat transformasi digital nasional.

Di luar kehidupan profesionalnya, Diaz dikenal sebagai pribadi yang santai dan memiliki passion di bidang musik. Ia adalah seorang gitaris yang gemar memainkan musik rock dan heavy metal, serta mengidolakan band-band seperti Dream Theater, Avenged Sevenfold, Jamrud, dan Edane. Diaz menikah dengan Linda Ratna Nirmala sejak tahun 2002 dan dikaruniai tiga orang anak. Kepribadiannya yang terbuka dan progresif menjadikannya salah satu tokoh muda yang berpotensi besar dalam konstelasi kepemimpinan Indonesia ke depan.