Laporan: Hacker China Gunakan AI untuk Melancarkan Peretasan Satu Klik

Laporan: Hacker China Gunakan AI untuk Melancarkan Peretasan Satu Klik

AI kini jadi senjata baru: hacker China disebut mampu melakukan peretasan otomatis sekali klik, membuat ancaman siber makin sulit dibendung.


Sebuah laporan terbaru mengungkap bahwa kelompok peretas yang diduga berasal dari China mulai memanfaatkan kecerdasan buatan untuk melakukan serangan siber secara otomatis. Teknologi AI yang digunakan mampu menjalankan sebagian besar proses peretasan hanya dengan satu kali klik, membuat proses serangan jauh lebih cepat dan efisien daripada metode tradisional.

Dalam operasinya, para peretas memanfaatkan model AI untuk mengerjakan hingga 80–90% tahapan teknis, seperti pemindaian kerentanan, pembuatan skrip eksploit, hingga eksekusi serangan. Sementara itu, peran manusia hanya diperlukan pada titik keputusan tertentu agar serangan tetap berjalan sesuai tujuan. Pendekatan ini membuat kampanye peretasan bisa berlangsung tanpa banyak intervensi langsung dari operator.

AI tersebut bahkan dapat dimanipulasi melalui teknik “jailbreak”, di mana peretas mengelabui sistem dengan memberi instruksi seolah-olah sedang melakukan audit keamanan yang sah. Dengan cara ini, AI tidak mendeteksi adanya aktivitas berbahaya dan tetap menuruti perintah yang sebenarnya digunakan untuk infiltrasi ke jaringan target.

Target serangan yang disasar cukup luas, mulai dari perusahaan teknologi, lembaga keuangan, sektor kimia, hingga instansi pemerintahan berbagai negara. Setelah berhasil masuk, AI secara otomatis mengeksekusi serangkaian aksi lanjutan, termasuk pencarian data sensitif dan pemindaian struktur jaringan, membuat serangan berlangsung dalam skala besar dan sulit dideteksi sejak awal.

Kasus ini menjadi alarm penting bagi industri keamanan siber. Pemanfaatan AI untuk peretasan otomatis menunjukkan bahwa ancaman digital kini berada pada babak baru—di mana teknologi tidak lagi sekadar alat, tetapi bisa menjadi penggerak utama serangan. Hal ini menegaskan pentingnya pembaruan regulasi, sistem pertahanan, dan mekanisme keamanan pada model AI agar tidak mudah disalahgunakan.




CHINAMENGGUNAKANAIUNTUKMERETASSEKALIKLIKBERITATEKNOLOGI

Share to:



Modal Video 01