Sehan Salim Lancar selaku Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara. Memberikan eduukasi untuk pencegahan virus Corona (Covid-19) kepada warganya dengan berbeda dan terkesan unik.
Sehan melakukan sosialisasi dari desa ke desa, dengan naik diatas mobil terbuka.
Dalam menjalankan edukasi antar desa, Sehan membawa peti mati sebagai isyarat bahwa virus corona sangat membahayakan.
Di lansir dari Kompas. Com. Ia menilai dengan situasi seperti ini, mayarakat cukup resah dan terkadang pula masyarakat belum terlalu paham sosialisasi yang formal.
"Makanya, saya berupa untuk turun ke desa-desa. Dalam satu kecamatan, saya melakukan sosialisasi di tiga sampai empat desa. Tujuannya, biar rakyat tahu apa itu covid-19 dan bagaiman cara pencegahannya" jelas Sehan.
Video aksi lucu Bupati Boltim Sehan Lancar saat melakukan sosialisasi ke rakyatnya viral di media sosial Twitter dan Facebook.
Video itu dibagikan oleh akun twitter @husainabdullah1. Ia mengunggah aksi kocak Bupati Boltim saat melakukan edukasi kepada warga.
Dalam unggahan nya itu, pemilik akun @husainabdullah memberikan keterangan "inilah Jubir Corona terbaik".
"Rakyat Boltim, tinggal di rumah atau tinggal di rumah sakit atau tinggal di peri atau tinggal kenangan. Cuma tiga pilihan. Kalau sabar tinggal di rumah satu bulan ini torang (kita) aman dari Corona. Tapi, kalau tidak sabar kase tunjung jagoan (so jagoan) berarti mo tinggal di rumah sakit, " ujar Sehan berdasarkan video yang disebarkan.
Menurut , sosialisasi harus tidak boleh membuat rakyat menjadi tegang.
"Sosialisasi dengan gaya sendiri. Jadi, masyarakat lebih rilekslah," ungkapnya.
Sembari mengedukasi warga Bupati Boltim itu juga membawa peti mati.
"Sengaja saya bawa peti mati, sebagai isyarat bahwa covid-19 jenis virus lemah tapi kejam. Karena waktunya hanya 14 hari dia lemah, tapi cukup agresif" jelas Sehan.
Menurut Sehan edukasi seperti itu, masyarakat akan lebih mudah mengerti dan warga akan lebih disiplin.
"Sosialisasi dengan gaya saya ini mendapat respek. MMasyarakat Boltim merespons dengan baik. Orang luar saja respons tentuhya masyarakat saya juga respons" tutur Sehan.
Sehan mengatakan, sosialisasi yang dilakukan terbukti sangat berdamoak mencegah Covid-19.
"Alhamdulillah, sampai sekarang belum ada kasus di Boltim, " jelasnya.
Bupati Boltim menyebutkan, ada warga yang ODP tetapi itu anak-anak dari Boltim yang kuliah di luar daerah, seperti Yogyakarata, Jakarta, Bandung, Makassar daan Mana di. Begitu pulang, mereka berstatus ODP.
"Kita Karantina, jadi semua kepala desa memantau rakyatnya setiap pulang dari daerah lain dan di lapor ke gugus tugas, khususnya kepada Dinas Kesehatan untuk kita pantau, " jelas Sehan.
Sehan juga menjelaskan bahwa pihaknya telah membuat aturan pembatasan aktivitas masyarakat tidak boleh keluar Boltim. Begitu juga orang lain yang masuk Boltim akan diawasi ketat.
Kebijakan itu telah dilakukan dari 23 Maret 2929, sejak pemerintah meminta waspada, dan Boltim langsung menindaklanjutu isntruksi itu.
Dengan adanya pembatasan ini, Kabupaten Boltim sudah memikirkan bahwa konsekunsinya jelas berdampak pada pendapatan masyarakat.
"Makanya saya mengambil kebijakan untuk memberikan stimulan, selama tiga bulan sampai Juni, kurang lebih 800 ton beras disiapkan. Bantuan beras ini langsung ke masyarakat. " jelasnya.
"Sedangkan anggaran untuk penanganan Covid-19 kita siapkan sampai Rp 39 miliar" ungkap Sehan.
Sehan menegaskan, pembatasan yang dilakukan Pemkab Boltim sangat ketat.
Share to: