Warga Cianjur Ini Ceritakan saat Kisahnya Berpuasa di Jepang, Banyak Rintangan Lho

Warga Cianjur Ini Ceritakan saat Kisahnya Berpuasa di Jepang, Banyak Rintangan Lho

Warga Cianjur Ini Ceritakan saat Kisahnya Berpuasa di Jepang, Banyak Rintangan Lho

Istimewa


Memasuki Bulan Suci Ramadan, dimana seluruh umat muslim dipenjuru dunia ikut menjalanka puasa. Namun terkadang beda Negara beda pula tradisi untuk jalankan ibadah puasa apalagi kini ditambah adanya Vorus Corona yang melanda dunia mengakibatkan umat muslim tak bisa banyak menjalankan tradisi puasa yang biasa dijalankan. 

Gambar Ilustrasi, Sumber : Istimewa

Seperti hal nya, salah seorang warga Cianjur yang bernama Akmaliyah Silfia,  dirinya membagikan ceritanya pada saat berpuasa di Negeri Sakura, Jepang. Ia menceritakan bahwa menjalankan puasa di Jepang tak sama dengan di Indonesia.

"Suasana Ramadan di sini pastinya gak sendah di Indonesia, gak terlalu ngena banget. Seperti hari-hari biasa," tutur Akmaliyah. 

Bahkan Akmaliyah mengaku menjalankan pusa di Jepang terasa berat, sebab pedagang makanan dan minuman hilir mudik di siang hari. 

“Kalah dibilang berat sih iya, karena banyak cobaannya di sinikan orang lain biasa makan kalau kita kan enggak. Terus di jalan itu kan banyak mesin penjual minuman otomatis yang bisa beli kapan aja. Itu juga jadi godaan buat Akmal sendiri sih khususnya,” ungkap dia.

Ditambah dengan adanya pandemi virus corona ini yang membuat dirinya tak bisa kemana-mana, harus banyak melakukan banyak aktivitas dari dalam rumah. 

Gambar Ilustrasi, Sumber : Istimewa

“Terus kesulitannya itu pas ada Corona itu gak boleh kemana-mana, gak boleh ada kumpul-kumpul. Sedangkan orang yang puasa kan pengen tuh yang namanya ngabuburit ke mana gitu. Terus pengen salat tarawih berjamaah gitu tapi kan ga boleh kumpul-kumpul. Kalau ketahuan bahaya,” jelas Akmaliyah. 

Menjalankan puasa di Jepang sangat lah berbeda dengan waktu di Indonesia, di Jepang terhitung 16 Jam berpuasa yaitu selisih dua jam dari Indonesia. 

“Terus masalah waktu itu juga kan beda. Di sini waktu puasanya lebih panjang dua jam dari Indonesia. Tapi kita mesti bersyukur, ‘oh ternyata begini ya rasanya berjuang mencintai Allah itu’. Tapi indah kok, setiap cinta kan butuh perjuangan,” katanya.

Tempat yang ia tinggalkan berada di kota Shizouka, dimana kota tersebut tidak ada Masjid sama sekali. Dan Akmaliyah berharap pandemi corona ini cepat berlalu lantaran dirinya ingin melaksanakan Ied di luar kota. Akmal juga menceritakan bahwa dirinya sangat rindu dengan suara azan. 

“Pengen bisa dengerin suara azan yang lima kali sehari biasa didenger. Pengen bisa takbiran di masjid kalau lebaran. Pengen setiap sore bisa dengerin sholawatan meskipun kita lagi di jalan.” ungkapnya.  




puasacianjurjepangpuasadijepangwaktupuasa

Share to: