Kabupaten Dairi berada di kawasan strategis Danau Toba yang telah mendapatkan penghargaan dari UNESCO.
Hal ini diucapkan oleh Bupati Dairi, Dr. Eddy Keleng Ate Berutu saat menjadi Keynote Speaker dalam acara Sharing Session “Pengembangan Desa di Era Digital” yang diselenggarakan secara virtual oleh Program MBA Swiss German University (SGU) bekerjasama dengan Telin dan Pemda Kabupaten Dairi pada Sabtu, 27 Juni 2020.
“Infrastruktur di Kabupaten Dairi sangat-sangat membutuhkan perhatian. Jalan-jalan masih belum bagus. Kita perlu investasi untuk pembangunan. Kita terbuka untuk investor-investor dari luar,” tandasnya.
Selain itu, ia mengatakan kalau belum semua daerah di kabupaten Dairi yang mendapatkan pemerataan jaringan internet dan listrik. Hal ini ditandai masih adanya kesulitan dalam mengakses internet yang terjadi di 7 desa.
Hal ini lah yang membuat Pemkab Dairi berkomitmen untuk melakukan pengembangan desa di era digital kini.
Sebagai wilayah agraris, Pemkab Dairi kini fokus pada pengembangan komunitas-komunitas yang ada di desa agar mengalami perkembangan khususnya di bidang farming alias pertanian.
Pihak Pemkab harus memastikan bahwa koneksi jaringan internet sudah bisa di akses di seluruh desa dan juga mengedukasi seluruh lapisan masyarakat desa yang masih buta akan teknologi dan internet, dengan bekerja sama dengan Telkom Indonesia Internasional (Telin) dan juga Swiss German University (SGU).
Nah dalam program digitalisasi desa, Pemkab Dairi memiliki 6 target.
Sesuai dengan target tersebut, CEO Telin, Dr. Ir. Sukardi Silalahi, MBA mengatakan jika ingin mendukung pengembangan desa di era digital, kita perlu mengimplementasikan teknologi cerdas dalam proses manufaktur, salah satunya IoT.
"Di era digital ini kita perlu menggunakan IoT atau yang biasa disebut Internet of Thing yang merupakan konsep dari suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia," kata Sukardi Silalahi.
Sukardi Silalahi juga mengatakan kalau IoT akan terus berjalan, dan kita tidak pernah bisa menghentikannya, jadi kita harus memulainya sekarang juga untuk memajukan pengembangan desa di Indonesia.
Bahkan ia juga memberikan skema yang harus dilakukan agar Indonesia bisa menuju desa digital.
Pertama Tetapkan prioritas desa mana yang akan menjadi Desa Digital serta perhatikan dampak dan kemungkinan yang akan terjadi setelahnya. Kedua menyediakan akses internet di desa tersebut untuk memberikan informasi terkait teknologi pertanian.
Ketiga, peran agen perubahan untuk memberikan pengetahuan di bidang pertanian dan teknologi untuk memperkaya pola pikir agen perubahan yang terdiri dari agen digital dan pelatihan & Pengembangan Agen Perubahan Teknologi Pertanian. Yang keempat, maksimalkan proses pertanian dengan teknologi (agro-iklim) misalnya. ramalan cuaca, pengumpan otomatis pintar.
Kelima, Memanfaatkan aplikasi media sosial dan aplikasi, mis. menjual hasil panen melalui e-commerce. Buat pasar modern dan digital sendiri, dan yang terakhir, mengembangkan teknologi pertanian melalui kemampuan digital academy Politeknik untuk mengembangkan teknologi pertanian menggunakan peran agen perubahan digital di setiap desa dan terus mengevaluasi dan mengembangkan teknologi tersebut.
Share to:
Related Article
-
Ranking Brand Reputasi Aktor/Aktris Film September 2023, Ada Go Youn Jung hingga Jo In Sung
Update|September 26, 2023 18:00:00