Mengenal Melanie Perkins, Pendiri Canva yang Banting Tulang Ditolak 100 Investor

Mengenal Melanie Perkins, Pendiri Canva yang Banting Tulang Ditolak 100 Investor

Mengenal Melanie Perkins, Pendiri Canva yang Banting Tulang Ditolak 100 Investor

Melanie Perkins (Foto: Hipwee)


Aplikasi Canva sengaja dihadirkan untuk para penggunanya, yang kemampuan editingnya masih sangat kurang. Mulai dari kartu ucapan, kiriman di Instagram, hingga desain poster semua tersedia dan bisa didapatkan dengan gratis. 

Memiliki 15 juta pengguna setiap bulannya, ternyata pemiliknya bernama Melanie Perkins yang kini menjadi perempuan terkaya nomor 3 di negaranya gara-gara aplikasi Canva. Padahal sebelumnya ia sempat ditolak 100 investor.

Penasaran kan dengan Melanie Perkins, pendiri Canva? Simak kisahnya yuk!

Awalnya Melanie merasa bahwa tidak ada software desain yang ramah terhadap pengguna awam sehingga ia melihat peluang dari sana

Dilansir dari The CEO Magazine, Melanie merupakan seorang mahasiswa komunikasi dan perdagangan di University of Perth yang merasa kesulitan karena desain yang ditawarkan Adobe dan Microsoft terlalu sulit bagi mahasiswi seperti dirinya. Kemudian justru muncul ide dari sana, ia dan pacarnya, Cliff Obrecht akhirnya membuat platform mereka sendiri saat usianya 19 tahun. Melanie memang sudah menyukai dunia desain dengan bukti bahwa ia pernah jualan syal yang didesain sendiri ketika usianya 14 tahun.

Awalnya mereka membuat software desain online untuk membuat buku tahunan sekolah yang diberi nama Fusion Book. Jika biasanya perusahaan sukses kantornya dari garasi, Melanie menggunakan ruang tamu ibunya sebagai kantor. Ia dan pacarnya kemudian menjadi partner bisnis. Ternyata situsnya memiliki banyak peminat. Akan tetapi, menurutnya ini baru langkah awal dari mimpinya yang besar, sehingga ia mulai mencari investor.

Ia kemudian mulai meyakinkan investor sampai ke San Fransisco. Ternyata Melanie juga sempat insecure lo

Melanie sudah mengalami ditolak oleh investor sebanyak 100 kali dalam setahun, namun ia tidak menyerah begitu saja. Justru ia akan mengulas mana yang kira-kira bisa diperbaiki saat melakukan pitching selanjutnya. Dilansir dari CNCB, tahun 2010 Melanie memiliki kesempatan untuk menemui investor Sillicon Valley yaitu Bill Tai lalu mengundangnya ke San Fransisco. Selama melakukan presentasi Bill tampak tak tertarik karena selalu melihat teleponnya sehingga Melanie merasa ia tak tertarik dengan apa yang dikatakannya. Akan tetapi, sampai di rumah Melanie baru menyadari bahwa Bill mengenalkannya ke beberapa investor, teknisi, dan developer. Tentunya Bill juga berinvestasi di sana. Setelah 3 tahun berusaha ke sana-ke mari, Melanie akhirnya sukses juga.

Kini Melanie disebut-sebut sebagai perempuan muda paling kaya nomor 3 di Australia, kekayaannya bahkan berlipat ganda selama pandemi Corona

Dilansir dari Daily Mail, sampai Maret ini Melanie berhasil mengumpulkan kekayaan sebesar US$1,3 miliar atau setara Rp18,5 triliun. Bahkan selama pandemi Corona ia berhasil memeroleh kekayaan dua kali lipat karena banyaknya orang yang mengakses desain di platform Canva. Kini kekayaan tersebut mencapai US$2,5 miliar atau Rp35,6 triliun yang membawanya menjadi orang paling kaya nomor 3 di Australia i usia 32 tahun. Saat ini nilai Canva sendiri mencapai $8,77 miliar atau Rp125 triliun setelah mengumpulkan sekitar $87 juta atau Rp1,2 triliun dalam putaran investor terbaru.

Kini Canva sudah berhasil melebarkan sayap ke beberapa negara lain seperti Perancis, Beijing dan Manila. Menurut Melanie saat ingin mendirikan perusahaan start up yang sukses maka yang harus diperhatikan adalah menerima saran orang lain dan mencari mana yang berhasil serta membayangkan seperti apa masa depan sehingga bisa mengambil langkah kecil ke tujuan yang benar. Keren~




Melanie PerkinsCanva

Share to: