Kalau kamu sudah mendengar cerita mengenai isu dokter muda di Surabaya yang bunuh diri karena bully. Berikut fakta dan cerita lengkapnya gaes.
Nah gaes, diketahui ada seorang mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah Plastik Universitas Airlangga yang bunuh diri pada Sabtu 29 Agustus 2020.
Mahasiswa tersebut meninggal karena meminum cairan pembersih lantai. Walaupun sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. Keluarganya yakin jika mahasiswa tersebut bunuh diri karena sering di bully.
Hal tersebut muncul karena mendiang baru tiga hari memulai praktik magang sebagai dokter muda. Kerabat korban sampai meminta menteri kesehatan memeriksa kegiatan praktik PPDS bedah plastik di RS tersebut, karena diduga ada dokter senior yang kerap melakukan bulliying kepada juniornya.
“Harus diaudit karena bedah plastik Surabaya senang bullying residen yang junior, mungkin penyebabnya juga bullying. Kalau PPDS itu aset negara, Pak Menkes mudah-mudahan merespons kasus beginian. Suasana bedah plastik di Surabaya tidak sehat sekali. Anak saya, perempuan, 2,5 tahun memutuskan mengundurkan diri. Semoga mereka diaudit dan ada perubahan dalam sistem pendidikan terhadap nasib PPDS,” kata kerabat mendiang yang tak disebutkan namanya.
BACA JUGA: Viral video Seorang Dokter di India Selamatkan Pasien Covid-19 yang Ingin Bunuh Diri
Namun gaes, Pihak Unair dan RSUD dr. Soetomo belum mau memberikan komentar. Rektor Unair, Moh. Nasih masih belum bercerita panjang lebar karena masih harus memahami secara detail kasus tersebut. Bahkan dirinya mengaku Unair belum memberikan laporan apapun.
“Masih mendalami, dan saya belum dapat laporan dari kawan-kawan FK dan RSUD dr. Soetomo. Tunggu kabar dan informasi lebih detailnya, karena saya belum ada laporan secara pasti. Penyebab kematiannya apa, kami tidak tahu itu kan urusan rumah sakti. Yang jelas yang bersangkutan baru tiga hari praktik di rumah sakit. Tunggu proses yang ada,” kata Nasir
Pihak rumah sakit memberi respons lebih tertutup kepada wartawan. Direktur Pendidikan Profesi dan Penelitian RSUD dr. Soetomo Cita Rosita Sigit meminta wartawan menunggu kabar terbaru langsung dari direktur utama dan Ketua Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Sementara, sang Dirut Joni Wahyunadi mengatakan, ada kode etik kedokteran yang membuat informasi kasus ini hanya boleh disampaikan keluarga.
“Pasien punya hak dilindungi, sedangkan rumah sakit melindungi segala macam bentuk informasi pasien. Kami tidak akan memberikan klarifikasi apa pun terkait pasien-pasien di rumah sakit. Kita menghormati pihak keluarga yang sedang berkabung,” kata Kepala Humas RSUD dr. Soetomo Pesta Parulian kepada Kumparan.
Kementerian dan Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengaku belum bisa bertindak lebih lanjut meski sudah mendengar kabar kasus ini dari media. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemdikbud Aris Junaidi mengaku pihaknya sedang menunggu laporan resmi dari Unair sebelum ikut campur.
Mengingat ada dugaan isu perundungan di sini, Aris juga menyampaikan bahwa Kemendikbud tengah menggodok permendikbud baru yang di dalamnya mengatur soal kekerasan seksual dan perundungan. “Termasuk bullying, sedang disiapkan regulasinya. Sehingga nanti bisa digunakan sebagai pedoman semua perguruan tinggi,” tutur Aris.
Perundungan kepada dokter dan tenaga kesehatan muda di Tanah Air beberapa kali mencuat dalam diskusi pengguna media sosial. Umumnya pelaku adalah dokter senior atau pemangku otoritas di instansi setempat. Bullying yang dilakukan berkisar dari kekerasan verbal sampai diperintah membelikan makanan dan minuman mahal untuk dokter konsulen (pembimbing).
BACA JUGA: Sosok Norman Lasuca, Suami WNI Bom Bunuh Diri Filipina yang Duluan Jadi Pengantin
Share to:
Related Article
-
Viral Video Bule Dilindas Motor Scoopy di Bali, Ternyata Terjadi Tahun 2018 Gaes Nih Buktinya
Viral|January 19, 2021 12:19:49