Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menekankan pentingnya digitalisasi di sektor pariwisata sebagai strategi untuk menarik minat wisatawan mancanegara.
Hal ini disampaikan dalam rapat kerja bersama Kementerian Pariwisata di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat. Sara menyoroti perlunya inovasi teknologi untuk mempermudah akses wisatawan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan data pariwisata di Indonesia.
Baca Juga: TKDN Susu Lokal di Bawah Target, Rahayu Saraswati Desak Evaluasi Mendalam
"Soal digitalisasi ini sangat penting. Saat saya mengunjungi Tiongkok, untuk masuk ke Forbidden City hanya butuh paspor. Prosesnya cepat dan mudah. Kita juga bisa menggunakan KTP untuk kebutuhan serupa di Indonesia. Dengan digitalisasi, kita dapat memiliki data akurat dan mengetahui destinasi yang telah dikunjungi wisatawan," ungkapnya dalam rapat, Rabu (20/11).
Sara menjelaskan bahwa teknologi digital tidak hanya memudahkan wisatawan, tetapi juga membantu pemerintah menyusun kebijakan berbasis data yang lebih efektif.
Selain itu, politisi Partai Gerindra ini mendorong Kementerian Pariwisata, yang dipimpin oleh Widiyanti Putri Wardhana, untuk meningkatkan promosi, aksesibilitas, dan edukasi kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Di negara lain ada Tourism Board. Kemenpar seharusnya fokus pada promosi, edukasi, dan mendorong aksesibilitas bagi wisatawan. Tantangannya adalah menekan biaya transportasi agar daerah wisata lebih mudah dijangkau," tambah Sara.
Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan institusi pendidikan di bidang pelayanan wisata atau hospitality. Menurutnya, keramahan masyarakat Indonesia adalah keunggulan kompetitif yang dapat dikembangkan untuk melampaui negara seperti Swiss, yang dikenal unggul dalam pendidikan hospitality.
"Keramahan kita sebenarnya salah satu yang terbaik di dunia, bahkan bisa mengalahkan Swiss. Tapi sekolah hospitality mereka lebih dikenal secara global. Saya yakin Poltekpar kita bisa masuk dalam 5 besar terbaik dunia, menjadikannya kebanggaan nasional yang perlu kita kembangkan," tuturnya optimis.
Share to:
Related Article
-
Tunggu dan Saksikan, 11 Film Indonesia Ini Akan Tayang di Netflix
Update|April 08, 2020 08:00:00