Gelar Talkshow, Bali Digifest 2023 X MAJA Labs Bahas Eksistensi Fashion Bali dalam Perkembangan Digital Fashion

Gelar Talkshow, Bali Digifest 2023 X MAJA Labs Bahas Eksistensi Fashion Bali dalam Perkembangan Digital Fashion

Gelar Talkshow, Bali Digifest 2023 X MAJA Labs Bahas Eksistensi Fashion Bali dalam Perkembangan Digital Fashion

Bali Digifest 2023 Bahas Eksistensi Fashion Bali dalam Perkembangan Digital Fashion (Foto: Istimewa)


Bali Digital Festival atau Bali Digifest 2023 telah memasuki hari kedua penyelenggaraan di hari Sabtu, 3 Juni 2023.

Di hari kedua ini, Bali Digifest 2023 menggelar talkshow menarik yang membahas tentang eksistensi fashion Bali dalam perkembangan digital fashion.

Baca Juga: MAJA Labs Bakal Hadir di Bali Digital Festival 2023 Gaes!

Tentang Bali Digifest 2023

Bali Digital Festival atau Bali Digifest kembali diselenggarakan untuk yang kedua kalinya. Bali Digifest 2023 ini mengusung tema "Accelerating Bali’s Digital Transformation" dan digelar pada 2 hingga 4 Juni 2023 di Taman Budaya Art Centre.

Bali Digital Festival 2023 menghadirkan berbagai rangkaian acara yang seru dan menarik, seperti talkshow dengan berbagai topik seperti Digital Transformation, Digital Fashion dan masih banyak lagi.

Selain itu juga ada festival kesenian mulai dari musik, film dan komedi. Dan berbagai pameran, seperti pameran start up, pameran digital, pameran fashion digital dan pameran Bali lab fest.

Hadirkan Digital Fashion Talkshow

Seperti yang sudah disebutkan, Bali Digifest 2023 ini menghadirkan digital fashion talkshow. Digital fashion talkshow ini digelar pada hari kedua Bali Digifest 2023, Sabtu, 3 Juni 2023 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Art Center.

Dengan topik pembahasan "Eksistensi Fashion Bali dalam Perkembangan Digital", Bali Digifest 2023 mengadakan talkshow yang membahas mengenai eksistensi fashion Bali dalam perkembangan digital khsusnya digital fashion.

Untuk membahas topik tersebut, Bali Digifest 2023 menghadirkan para narasumber yang berkompeten dibidangnya. Mereka adalah Ny. Putri Suastini Koster (Ketua Dekranasda Prov. Bali), Adrian Zakhary (Founder/CEO MAJA Labs) dan Schieva (Digital Fashion Designer).

Eksistensi Fashion Bali di Tengah Perkembangan Digital 

Ny. Putri Suastini Koster selaku Ketua Dekranasda Prov. Bali, mengakui bahwa fashion Bali beberapa tahun belakangan ini mulai menurun, tidak seperti di tahun 1980-an yang mana Bali bisa menjadi salah satu pusat mode dunia.

Untuk itu, istri Gubernur Bali, I Wayan Koster ini ingin fashion Bali kembali bangkit dan eksis. Karena, ia yakin bahwa masyarakat Bali itu memiliki sifat yang tekun, ulet dan memiliki semangat belajar dengan kemajuan teknologi yang ada.

"Bali mesti bangkit lagi, karena masyarakat Bali itu tekun, ulet, pekerja keras dan memiliki semangat belajar untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang ada," ucap Ny. Putri Suastini Koster.

Untuk menjaga eksistensi fashion Bali, Ny. Putri Suastini Koster berpesan bahwa masyarakat Bali khususnya yang bekerja di bidang fashion harus bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang ada.

Karena baginya, teknologi itu untuk mendukung apa-apa saja yang sudah ada secara konvensional, bukan untuk mematikan.

"Ketika kemajuan teknologi begitu pesat, Bali bisa ikut seperti kecerdasan para leluhur kita. Jadi, kedepannya ibu ingin teknologi itu untuk mendukung apa-apa yang secara konvensional kita miliki, bukan mematikan," lanjutnya.

Manfaat Digital Fashion 

Schieva yang juga seorang Digital Fashion Designer mengatakan bahwa digital fashion ini memiliki banyak manfaatnya, mulai dari bisa dipakai untuk game, Augmented Reality (AR), hingga juga bisa dibuat secara fisiknya yang disebut sebagai Phygital Fashion.

"Satu aset digital fashion itu bisa dipakai untuk di Metaverse atau di game untuk berkolaborasi, bisa dipakai untuk AR Fashion, bisa dipakai sebagai Phygital Fashion jadi ada digitalnya, ada fisiknya, lalu ada photo dressing," ujar Schieva.

Schieva sendiri mengatakan memang untuk membuat digital fashion ini masih cukup rumit dan baru bisa dibuat di laptop atau PC. Namun, teknologi-teknologinya sudah mulai berkembang, seperti contohnya sudah ada banyak software yang menyediakan platform untuk para designer membuat digital fashion.

"Pembuatan digital fahsion masih cukup rumit, tapi teknologinya sudah berkembang di seluruh dunia," kata Schieva.

Bali Sebagai Pusat Digital Fashion Asia

Sementara itu, Adrian Zakhary selaku Founder MAJA Labs mengatakan bahwa MAJA Labs kini tengah fokus mengembangkan digital fashion di Bali. Hal ini lantaran MAJA Labs yang ingin menjadikan Bali sebagai pusat digital fashion di Asia.

"Kami sangat ingin menjadikan Bali sebagai pusat digital fashion bukan hanya di Indonesia melainkan di Asia," ucap Adrian Zakhary.

Diketahui bahwa MAJA Labs telah berhasil menggelar Bali Digital Fashion Week 2022 (BDFW 2022) pada Desember 2022 lalu. Pada BDFW 2022 ini, MAJA Labs berhasil memperkenalkan fashion Bali dalam bentuk digital kepada 25 ribu lebih pengunjung secara offline dan juga online.

MAJA Labs kini juga tengah mengembangkan platform digital fashion yang bernama Drezzo. Melalui Drezzo, MAJA Labs juga ingin memperkenalkan budaya Bali ke orang luar negeri.

"Kita mengenalkan budaya Bali ke orang luar negeri lewat Drezzo," ucap Adrian.

Adrian juga menegaskan bahwa MAJA Labs selalu menekankan untuk membangun value terlebih dahulu dibandingkan uang. 

Baca Juga: Bali Digital Fashion Week 2022 MAJA Labs X ICCN, Suguhkan Inovasi Metaverse Fashion, AR Fashion hingga Phygital Fashion Gaes!

"MAJA Labs ingin membangun value dulu, kami ingin mengenalkan nilai-nilai dulu, value first than money," tegas Adrian.




Bali Digifest 2023Bali Digital Festival 2023Digital FashionPerkembangan Digital FashionMAJA Labs

Share to: