Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya menyetujui dan mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas yang tengah berperang di Jalur Gaza.
Resolusi itu disetujui setelah Amerika Serikat (AS), sekutu Israel, memutuskan abstain dalam voting terbaru.
Baca Juga: Indonesia Akan Suarakan Keadilan Palestina di Mahkamah Internasional
Seperti dilansir Reuters, Selasa (26/3), hasil voting resolusi terbaru yang digelar pada Senin (25/3) waktu setempat itu semakin memicu perselisihan dengan sekutu dekatnya, Israel.
Sebanyak 14 negara anggota Dewan Keamanan PBB memberikan suara dukungan untuk resolusi yang diajukan oleh 10 anggota terpilih badan tersebut. Sementara AS, yang merupakan sekutu Israel dan salah satu negara anggota tetap, memutuskan abstain.
Resolusi itu menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza selama sisa bulan suci Ramadan, yang akan berakhir dalam dua pekan ke depan. Resolusi itu juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
"Resolusi ini harus dilaksanakan. Kegagalan tidak bisa dimaafkan," tegas Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres dalam pernyataan via media sosial usai resolusi itu disetujui Dewan Keamanan PBB.
Suara abstain yang diberikan AS itu meloloskan resolusi gencatan senjata segera, setelah sebelumnya Washington selalu menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan resolusi serupa.
Dalam pernyataannya, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menjelaskan jika AS sepenuhnya mendukung "beberapa tujuan penting dalam resolusi tidak mengikat ini", namun juga menyatakan bahwa Washington tidak setuju dengan semua yang ada di dalam resolusi itu, yang tidak mengecam Hamas.
"Kami meyakini penting bagi dewan untuk bersuara dan menjelaskan bahwa gencatan senjata harus dilakukan dengan pembebasan semua sandera," tegasnya di hadapan forum Dewan Keamanan PBB.
"Gencatan senjata bisa segera dimulai dengan pembebasan sandera, dan kita harus memberikan tekanan pada Hamas untuk melakukan hal tersebut," cetusnya.
Lebih dari 250 orang, baik warga Israel maupun warga negara asing, yang disandera Hamas sejak serangan mematikan pada 7 Oktober tahun lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Baca Juga: Dukung Palestina, Reality Club Mundur dari SXSW Festival
Sementara sedikitnya 32.333 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas.
Share to:
Related Article
-
Viral di TikTok Remaja Berangkat Sekolah Naik Pesawat Jakarta-Manado, Apa Kata Netizen?
Viral|July 11, 2020 08:30:00