Dispill Arsitek, Konsep Eugene Museum in Bali Padukan Seni Kontemporer dan Budaya Bali

Dispill Arsitek, Konsep Eugene Museum in Bali Padukan Seni Kontemporer dan Budaya Bali

Dispill Arsitek, Konsep Eugene Museum in Bali Padukan Seni Kontemporer dan Budaya Bali

Konsep Eugene Museum in Bali (Foto: Siaran pers)


Eugene Museum in Bali akan segera dibuka pada tahun 2026 mendatang. Eugene Museum in Bali ini terletak sekitar sepuluh menit dari Pura Tanah Lot yang terkenal, di dasar situs Warisan Dunia UNESCO.

 

Museum ini menampilkan karya seni permanen karya EUGENE STUDIO (selanjutnya disebut Eugene), berpadu sempurna dengan alam, seni, dan arsitektur.

Baca Juga: Eugene Museum Bakal Hadir di Bali, Berikan Sentuhan Seni Jepang-Amerika

Pengunjung dapat merasakan keharmonisan ini secara mendalam di situs museum seluas 1 ha, yang akan dibuka untuk umum pada tahun 2026.

Konsep Bangunan Eugene Museum in Bali

Adapun arsitek ternama Indonesia, Andra Matin menjadi perancang Eugene Museum in Bali. Dalam video yang baru-baru ini dirilis dari museum, sang arsitek menggali konsep bangunan, mengungkap sketsa dan wawasan baru tentang bahan yang digunakan.

"Fokus utama Eugene Museum in Bali adalah untuk menangkap tradisi, budaya, dan jiwa Bali, dan memadukannya secara organik dengan karya seni Eugene. Pendekatan arsitektur saya berakar kuat pada rasa hormat terhadap alam, dan saya merasakan ketertarikan yang kuat dengan karya-karya Eugene. Proyek ini dengan hati-hati memadukan seni, perilaku manusia, dan alam, menggabungkan unsur-unsur yang sangat penting bagi kosmologi," ucap Andra Matin.

Video tersebut juga menampilkan sang seniman yang membahas perjalanan dari konsep hingga realisasi museum permanen, dengan cuplikan dari studio dan rumahnya.

"Saya berharap museum ini dapat menjadi tujuan untuk melihat seni dan arsitektur kontemporer yang luar biasa di Indonesia. Tim arsitektur Indonesia dan seniman kontemporer Jepang bekerja sama untuk menciptakan ruang dan pengalaman mendalam melalui teknik yang sangat halus. Saya berharap masyarakat Indonesia dan seluruh dunia mempunyai kesempatan untuk merasakan kreasi unik ini," lanjutnya.

Sementara itu, Eugene berharap museumnya di Bali ini bisa menjadi lingkungan terbuka dan dinamis yang diperkaya oleh berbagai elemen.

"Eksplorasi elemen alam semesta yang tak terhitung jumlahnya ditangkap melalui karya seni, selaras dengan arsitektur, lanskap, dan orang-orang yang berkunjung. Andra menamakan konsep ini “Museum sebagai Desa”. Saya berharap ruang ini menjadi lingkungan terbuka dan dinamis yang diperkaya oleh berbagai elemen tersebut," harap Eugene.

Eugene Studio Hadir di ART Jakarta 2024

Sementara itu, Eugene Studio siap untuk berpartisipasi dalam gelaran ART Jakarta 2024 yang akan digelar pada 4-6 Oktober 2024 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta.

Eugene Studio akan menghadirkan karya-karyanya dari seri White Painting di ART Jakarta nanti.

Sebagai bagian dari seleksi khusus "SPOT," yang menyoroti sepuluh seniman terkemuka yang dipilih dari antara semua peserta, Eugene akan memamerkan karya-karya dari seri White Painting.

Seri White Painting, yang dimulai pada tahun 2017, menampilkan kanvas yang diberi judul dengan nama-nama individu yang pernah menciumnya.

Seri ini dibagi menjadi dua versi: satu dilakukan di ruang publik di seluruh dunia, termasuk AS, Meksiko, Italia, Tiongkok, dan lainnya, dan yang lainnya difokuskan pada keluarga-keluarga tertentu.

Hingga saat ini, lebih dari 600 individu telah berpartisipasi dalam seri ini, dengan ciuman dan percakapan mereka didokumentasikan dengan cermat, dan nama-nama mereka menjadi judul karya seni. Pameran di Jakarta ini menandai debut seri ini di Asia Tenggara. 

Baca Juga: Art Jakarta 2024 Hadir dengan Venue yang Lebih Besar

Film dokumenter dua hari ini mengabadikan rangkaian White Painting di Los Angeles pada tahun 2017. Rangkaian ini juga dipresentasikan di AS, Meksiko, Italia, Spanyol, dan lokasi lain sebelum dan sesudah presentasi ini.




Eugene Museum in BaliKonsep Eugene Museum in BaliART Jakarta 2024

Share to:



Modal Video 01