Profesor Hiroshi Yoshida dari Universitas Tohoku, Jepang, baru-baru ini memberikan peringatan serius mengenai masa depan Jepang yang suram akibat krisis demografi yang semakin parah. Menurut proyeksi Yoshida, negara yang dikenal dengan julukan Negeri Matahari Terbit ini bisa saja tidak ada lagi pada tahun 2720 jika tren penurunan jumlah kelahiran dan meningkatnya populasi lanjut usia terus berlanjut. Dalam perkiraannya, Jepang mungkin hanya memiliki satu anak di bawah usia 14 tahun pada masa tersebut, yang tentu saja akan membawa dampak besar terhadap kelangsungan hidup negara ini. Peringatan ini semakin relevan setelah data terbaru menunjukkan adanya penurunan jumlah kelahiran sebanyak 2,3%, sementara jumlah kematian telah melebihi angka kelahiran sejak tahun 2005. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya masalah yang dihadapi oleh Jepang terkait dengan penurunan angka kelahiran yang terus berlanjut dalam beberapa dekade terakhir.
Saat ini, sekitar 30% dari total populasi Jepang berusia 65 tahun ke atas, yang semakin memperburuk situasi. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang muda di Jepang yang enggan untuk menikah atau memiliki anak, sebagian besar karena tantangan ekonomi yang mereka hadapi, seperti tingginya biaya hidup dan ketidakpastian pekerjaan. Masalah ini semakin diperparah oleh harga perumahan yang tinggi, tekanan sosial, dan kurangnya dukungan untuk keluarga muda. Meskipun pemerintah Jepang telah berupaya untuk mendorong kelahiran dengan memberikan berbagai insentif bagi keluarga muda, namun upaya tersebut belum cukup efektif untuk mengatasi masalah mendasar yang menyebabkan krisis ini.
Jika tren penurunan kelahiran dan peningkatan jumlah lansia terus berlanjut, Jepang berisiko menghadapi krisis tenaga kerja yang parah, serta tantangan besar dalam mempertahankan sistem pensiun dan layanan sosial bagi warga senior. Tidak hanya itu, ekonomi Jepang juga dapat mengalami penurunan drastis karena berkurangnya jumlah konsumen muda yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, peringatan dari Profesor Yoshida ini seharusnya menjadi panggilan untuk segera mengambil langkah-langkah preventif yang lebih serius dalam menangani masalah demografi ini, agar Jepang tidak benar-benar mengalami penurunan yang drastis di masa depan.
Share to:
Related Article
-
Fakta Unik Acara WHAT'S up DOC WITH TIRTA di Inews TV, Duet Rigen dan Bintang Tamu yang Inspiratif
Update|August 21, 2020 17:32:16