Setelah mengalami pemutusan akses selama 14 jam akibat larangan yang diberlakukan, TikTok akhirnya kembali beroperasi di Amerika Serikat. Kembalinya platform populer ini terjadi setelah Presiden terpilih, Donald Trump, mengeluarkan pernyataan bahwa ia “kemungkinan besar” akan memberikan penangguhan sementara selama 90 hari terhadap larangan yang sempat diberlakukan pada aplikasi tersebut. Dalam pernyataan yang lebih lanjut, Trump juga mengusulkan pembentukan usaha patungan antara perusahaan AS dan TikTok untuk mengatasi masalah terkait keamanan nasional, yang menjadi alasan utama dari kebijakan larangan tersebut. Meskipun demikian, usulan ini juga bertujuan untuk memastikan agar TikTok tetap dapat beroperasi di pasar Amerika, sekaligus meredakan kekhawatiran terkait potensi ancaman dari pengaruh pemerintah Tiongkok yang dianggap dapat mengakses data pengguna.
TikTok, yang sebelumnya telah menghadapi ancaman pemblokiran di beberapa negara, menyambut baik keputusan ini dan menyatakan rasa terima kasihnya atas kejelasan yang diberikan kepada penyedia layanan dan pihak terkait lainnya. Mereka juga menyatakan bahwa proses yang transparan ini akan memungkinkan mereka untuk melanjutkan operasional dengan lebih lancar sambil bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Keputusan ini menandai perubahan besar dibandingkan dengan kebijakan yang diambil oleh Trump pada tahun 2020, ketika ia berusaha melarang TikTok secara permanen atas alasan masalah privasi data dan potensi pengaruh pemerintah Tiongkok. Pada waktu itu, Trump bahkan mengancam untuk menutup aplikasi tersebut jika tidak ada solusi yang dapat menjamin perlindungan data pribadi pengguna Amerika. Namun, dengan adanya pembicaraan mengenai usaha patungan dan potensi perubahan kepemilikan, serta adanya tekanan dari perusahaan-perusahaan teknologi dan pengguna setia TikTok, tampaknya pemerintah AS kini lebih membuka peluang bagi solusi yang lebih kompromistis.
Saat ini, diskusi tentang bagaimana TikTok dapat mempertahankan eksistensinya di AS sambil mematuhi persyaratan keamanan nasional menjadi perbincangan hangat di kalangan para pejabat pemerintah, pengamat industri teknologi, dan masyarakat. Ketegangan yang ada dalam hubungan diplomatik antara AS dan Tiongkok turut memperburuk situasi, dan masa depan TikTok di pasar AS kini bergantung pada bagaimana kemitraan dan perubahan kepemilikan ini dapat dijalankan dengan baik. TikTok, meskipun kini masih dalam pembicaraan dengan pihak-pihak terkait, berharap bahwa langkah-langkah ini dapat memberikan jalan bagi kelanjutan operasional mereka tanpa menimbulkan masalah lebih lanjut.
Share to:
Related Article
-
Ini Karya Sastra Ajib Rosidi yang Tak Lekang Waktu Meski Telah Tutup Usia
Update|July 30, 2020 10:35:13