Raja Keraton Surakarta, KGPAA Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, Tutup Usia di Usia 76 Tahun

Solo, 2 November 2025 – Kabar duka datang dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Raja Keraton Surakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, meninggal dunia pada Sabtu (2/11/2025) di usia 76 tahun.

Informasi wafatnya Sinuhun Pakubuwono XIII dikonfirmasi oleh pihak keluarga serta abdi dalem keraton. Almarhum diketahui menjalani perawatan intensif di rumah sakit sejak beberapa waktu terakhir akibat kondisi kesehatan yang menurun.

“Benar, Sinuhun telah berpulang pagi ini. Mohon doa dari seluruh masyarakat agar beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” ujar salah satu abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta, Sabtu (2/11).

Jenazah almarhum rencananya akan dimakamkan di Astana Raja-Raja Imogiri, Yogyakarta, sesuai tradisi turun-temurun keluarga besar Mataram. Pihak keraton saat ini tengah mempersiapkan prosesi adat untuk penghormatan terakhir kepada Sinuhun Pakubuwono XIII.

Sri Susuhunan Pakubuwono XIII lahir di Surakarta pada 28 Juni 1948. Ia naik takhta pada tahun 2004, menggantikan ayahandanya, Sri Susuhunan Pakubuwono XII. Selama masa pemerintahannya, beliau dikenal sebagai sosok yang teguh menjaga kelestarian budaya dan adat Jawa, serta berupaya menjadikan Keraton Surakarta sebagai pusat edukasi kebudayaan bagi masyarakat luas.

Kepergian almarhum meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta, masyarakat Kota Solo, serta para pemerhati budaya di seluruh Indonesia.

Pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan para abdi dalem turut menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya sosok yang selama ini menjadi simbol pelestarian nilai-nilai tradisi Jawa tersebut.

“Beliau adalah panutan dalam menjaga budaya Jawa dan menjadi teladan bagi masyarakat Surakarta. Semoga amal ibadahnya diterima dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ungkap salah satu pejabat Pemerintah Kota Surakarta.

Dengan berpulangnya Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, Indonesia kehilangan salah satu tokoh penting dalam pelestarian budaya Jawa. Upacara pemakaman akan dilaksanakan dengan penuh penghormatan sesuai adat keraton.