Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada kakeknya, Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo. Ia menilai penghargaan yang diberikan Presiden Prabowo Subianto itu merupakan bentuk kehormatan luar biasa atas jasa dan pengabdian Sarwo Edhie kepada bangsa.
“Kami keluarga besar Sarwo Edhie Wibowo mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto dan pemerintah yang telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional ini. Ini adalah sebuah kehormatan yang luar biasa atas jasa dan pengabdian beliau sebagai seorang prajurit,” ujar AHY di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/11/2025).
AHY menilai, Sarwo Edhie memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia, terutama dalam operasi penumpasan Gerakan 30 September (G30S) PKI di Jakarta dan Jawa Tengah. Ia mengatakan, perjuangan kakeknya menjadi pengingat bagi keluarga besar untuk terus meneladani nilai-nilai kepemimpinan dan keberanian dalam menegakkan kebenaran.
“Beliau selalu mengajarkan kepada kami untuk menegakkan kebenaran di atas jalan Tuhan, yang berarti berani memperjuangkan keadilan bagi negeri ini,” ungkap AHY.
Sarwo Edhie Wibowo menjadi salah satu dari sepuluh tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025. Ia diusulkan oleh Provinsi Jawa Tengah atas jasa-jasanya di bidang perjuangan bersenjata.
Selain Sarwo Edhie, beberapa tokoh lain yang juga menerima gelar Pahlawan Nasional tahun ini antara lain KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Jenderal Besar Soeharto, Marsinah, Prof. Mochtar Kusumaatmadja, dan Rahmah El Yunusiyyah.
Penganugerahan ini menjadi momen penting bagi keluarga Sarwo Edhie dan publik Indonesia untuk mengenang dedikasi seorang prajurit yang dikenal tegas, sederhana, dan berpegang teguh pada prinsip perjuangan demi bangsa dan negara.