Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan bahwa penanganan banjir di Jakarta kini jauh lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Dalam wawancara dengan CNA awal bulan ini, Pramono menyebut banjir di ibu kota rata-rata bisa surut dalam waktu 6–8 jam.
Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Jakarta mengklasifikasikan banjir sebagai genangan air setinggi lebih dari 40 cm yang belum surut setelah 24 jam. Sementara genangan air di bawah 40 cm yang surut dalam kurun waktu kurang dari sehari dikategorikan sebagai genangan setelah hujan.
Pramono menjelaskan percepatan surutnya banjir terjadi karena Pemprov DKI kini mengoperasikan pompa pengendali banjir dalam jumlah besar, terdiri dari pompa stasioner dan mobile.
Saat ini terdapat 599 pompa stasioner di 204 lokasi dan 573 pompa mobile yang siaga di titik rawan banjir.
Selain penggunaan pompa, Pemprov DKI juga mempercepat normalisasi sungai Ciliwung yang sempat terhenti. Normalisasi bertujuan mengembalikan lebar sungai menjadi 40–50 meter serta membangun tanggul pengaman bekerja sama dengan Kementerian PUPR. Upaya ini membutuhkan pembebasan lahan karena banyak permukiman berdiri di bantaran sungai.
Pramono telah menetapkan lokasi (penlok) normalisasi di Kelurahan Cawang dan Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur. Selama tiga tahun ke depan, Pemprov DKI akan membebaskan lahan seluas 67.270 meter persegi. Hingga April 2025, pembangunan tanggul sudah mencapai 17,17 km dari target 33,69 km.
Ia juga menyoroti adanya permukiman yang berada di cekungan dan dekat tanggul, sehingga rawan banjir jika tanggul bocor atau jebol, seperti yang terjadi di Jati Padang pada awal November. Pemprov DKI menyiapkan rencana relokasi dan pembangunan hunian layak bagi warga di kawasan tersebut.
Share to:
Related Article
-
Download Gambar dan GIF Ucapan Tahun Baru Imlek 2022 Untuk Sticker WhatsApp Hingga Facebook, Cocok Kirim Keluarga
Update|January 30, 2022 11:44:38
