5 Tradisi Hari Raya Galungan dan Kuningan Yang Dilakukan Umat Hindu di Bali

5 Tradisi Hari Raya Galungan dan Kuningan Yang Dilakukan Umat Hindu di Bali

5 Tradisi Hari Raya Galungan dan Kuningan Yang Dilakukan Umat Hindu di Bali

Istimewa


 Memeriahkan Hari Raya memang sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu oleh setiap umat yang menjalankannya, entah itu dari agama mana pun. Pada setiap Agama berbeda-beda cara untuk merayakan Hari Raya nya.

Kini masyarakat Agama Hindu di Bali memiliki beragam tadisi unik yang menarik untuk disaksikan, masyarakat Bali kini merayakan Hari Galungan Kuningan yang dirayakan oleh umat Hindu Bali setiap 210 hari, dengan menggunakan perhitungan Kalender Bali yang bertepatan dengan hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon Wuku Dungulan) sebagai Hari Kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (Kejahatan)

Bagi kamu yang ingin berkunjung ke Bali pada waktu yang bertepatan dengan Hari Raya  Galungan, ada baiknya kamu ikut menyaksikan berbagai macam perayaan yang dirayakan tersebut.

Berikut Kemeriahan yang di Rayakan pada Hari Raya Galungan :

 1.       Perang Jempana

 Dilansir dari kumparan.com, Jika kamu berkesempatan menyambangi Bali pada saat Hari Raya Galungan dan Kuningan tiba, tidak ada salahnya untuk menyambangi Desa Paksebali, Klungkung. Pasalnya warga Banjar Panti Timrah di desa ini setiap tahunnya mengadakan tradisi yang dikenal sebagai Perang Jempana.

 Dikenal juga sebagai Dewa Masraman, Perang Jempana telah ada sejak tahun 1500an. Perang Jempana biasanya dilajukan setiap 210 hari sekali , yang bertepatan pada hari Saniscara Kliwon Kuningan. Saat melakukan tradisi Perang Jempana, penduduk setempat aka  mengusung tandu (Jempana) yang berisi sesajen dan simbol Dewata

1      2.  Memotong Babi

 Mengutip dari tribun.com Sehari sebelum merayakan Hari Raya Galungan, Umat Hindu akan merayakan Penampahan

Pada saat Penampahan, umat Bali akan menyembelih babi sebagai wujud syukur.

Menurut Wakil Ketua PDHI Bali Pinandita Ketuk Pasek Swastika, memotong Babi saat penampahan bermakna untuk mengalahkan sad ripu atau enam sifat manusia. 

3. Gerebeg Mekotek 

Gerebeg Mekotek merupakan tradisi tolak bala yang dilakukan masyarakat Hindu yang berdomisili di Desa Adat Munggu,Kecamatan Mengwi, Kab. Tabanan, Bali. Dulunya Tradisi Mekotek dijadikan sebagai acara penyambutan pasukan Kerajaan Mengwi yang menang perang melawan Kerajaan Blambangan. Tradiisi Moktek dilakukan dengan kayu 2,5 meter yang telah dikupas kulitnya.

Kayu digunakan untuk menggantikan peran tombak untuk menghindari terjadinya luka parah. Penduduk yang mengikuti Tradisi Mekotek akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Dan dari anggota kelompok akan dipilih orang yang berani sebagai komando untuk memberikan aba-aba dari atas puncak piramida tumpukan kayu

4. Memasang Pajor 

Hari Raya Galungan dan Kuningan biasanya ditandai dengan adanya penjor atau janur kuning yang dipasang di sepanjang jalan. Penjor biasanya terbuat dari batang bambu yang dihiasi daun kelapa,padi dan kotak khusus untuk sesaji yang disebut canang.

Penjor merupakan lambing Bhatara Mahadewa yang beristana di Gunung Agung atau Bhatawa Shiwa.

5. Tradisi Mesuryak

Tradisi Mesuryak biasanya diselenggarakan bertepatan dengan Hari Raya Galungan. Tradisi ini bisa disaksikan salah satunya di Banjar Bongan Gede, Desa Pakraman Bongan Puseh, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan.

     Mesuryak merupakan ritual yang dilaksanakan saat merayakan Kuningan yang bertujuan membekali leluhur mereka dalam perjalanan kembali menuju surga.Dalam tradisi Mesuryak, umat Hindu di Bali akan memulai prosesi dengan sembahyang di pura.Kemudian dilanjutkan dengan melemparkan uang logam dan kertas ke udara dan disambut dengan yang lain.

 




HarigalungankuninganHarigalunganBaliHinduAgamaHariraya

Share to: