Selain RA Kartini, Ini 5 Pahlawan Wanita yang Pasti Kamu Belum Tahu

Selain RA Kartini, Ini 5 Pahlawan Wanita yang Pasti Kamu Belum Tahu

Selain RA Kartini, Ini 5 Pahlawan Wanita yang Pasti Kamu Belum Tahu

Pahlawan perempuan Indonesia


Tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. RA Kartini merupakan seorang pahlawan wanita yang memperjuangkan hak seorang perempuan agar derajat antara wanita dan laki-laki sama.

Namun apakah kamu tahu Selain RA Kartini, ternyata Indonesia memiliki banyak pahlawan wanita yang turut punya andil besar dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Pahlawan-pahlawan perempuan tersebut tak banyak diketahui oleh masyarakat sekarang.

Biar kamu tidak semakin penasaran lagi Kuyou.id akan merangkum lima pahlawan perempuan Indonesia yang jarang diketahui oleh masyarakat sekarang.

1. Laksamana Malahayati

Foto: Istimewa

Keumalahayati namanya. Ia seorang Laksamana (Panglima Perang) Kerajaan Aceh. Malahayati merupakan figur yang banyak muncul dalam catatan penulis asing. Malahayati menjadi Panglima Angkatan Perang Kerajaan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Al Mukammil (1589-1604). Ia mendapat kepercayaan menjadi orang nomor satu dalam militer dari sultan karena keberhasilannya memimpin pasukan wanita.

2. Hj Rangkayo Rasuna Said

Foto: Istimewa

Hj Rangkayo Rasuna Said pernah dipenjara Belanda pada tahun 1932 karena memprotes ketidakadilan Pemerintah Hindia Belanda. Dia juga pernah duduk menjadi anggota DPR-RIS dan Dewan Pertimbangan Agung. Semasa hidupnya, Rangkayo aktif memperjuangkan persamaan hak pria dan wanita.

3. Opu Daeng Risadju

Foto:Istimewa

Opu Daeng Risadju melakukan pemberontakan terhadap tentara NICA pada tahun 1946. Dia berhasil ditangkap beberapa bulan kemudian dan mengalami penyiksaan yang menyebabkan beliau menjadi tuli hingga akhir hayatnya.

4. Teungku Fakinah 

Foto: Istimewa

Selama perang Aceh melawan Belanda pada akhir abad ke-19 banyak sekali muncul pahlawan wanita, salah seorang di antaranya ialah Teungku Fakinah. Tetapi, dia bukan hanya seorang pahlawan perang yang berani, melainkan juga seorang pendidik dan ulama. Sebelum Perang Teungku Fakinah membuka sebuah dayah (pesantren), ketika zaman perang Teungku Fakinah tampil sebagai panglima perang yang disegani musuh.

5. Maria Walanda Maramis

Foto: Istimewa

Maria Walanda Maramis bercita-cita memberdayakan kaum ibu, lalu mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT) pada tahun 1917 untuk memperjuangkan pendidikan bagi wanita, khususnya kaum ibu agar dapat meningkatkan kesehatan anak dan kesejahteraan keluarga. Pada tahun 1919, beliau memperjuangkan agar wanita memiliki hak suara di lembaga perwakilan Minahasa Raad.




RA KartiniHari KartiniPahlawan perempuan Indonesia

Share to: