Berpuasa di Eropa: Puasa 18 Jam, Subuh Jam 2 Pagi, dan Berbuka Jam 8 Malam

Berpuasa di Eropa: Puasa 18 Jam, Subuh Jam 2 Pagi, dan Berbuka Jam 8 Malam

Berpuasa di Eropa: Puasa 18 Jam, Subuh Jam 2 Pagi, dan Berbuka Jam 8 Malam

(Foto: Pixabay)


Durasi puasa di seluruh dunia memang memiliki waktu ang berbeda-beda. Ada yang hanya 9 jam seperti di Chili, namun ada juga yang hingga 12 jam seperti di Islandia.

Hal ini, disebabkan oleh gerak rotasi dan gerak revolusi bumi. 

Ini lah yang otomatis membuat setiap negara di dunia memiliki waktu durasi puasa berbeda-beda. Tergantung kapan matahari terbenam di negara tersebut. 

(Foto: Pixabay)

Seperti dikutip dari laman media online, seorang pria bernama Hartomy Akbar Basory sudah menetap di Kazan, Rusia selama 2 tahun. Tomy adalah salah satu mahasiswa Universitas Federal Kazan, Rusia.

Dia harus menjalani ibadah puasa selama 17 sampai dengan 19 jam sehari!

"Puasa di sini lebih lama dibanding di Tanah Air. Menjalankan puasa disini lamanya bisa 17 sampai 19 jam," ujar Tomy mengawali ceritanya kepada wartawan.

Tak hanya itu, dia juga harus menjalani ibadah puasa di rumah saja karena  pemerintah Rusia juga melakukan pembatasan untuk menekan penyebaran Covid-19.

Tak berbeda dengan di Indonesia, pria 20 tahun ini mengstakan bahwa Rusia memiliki jumlah penduduk yang banyak dan sama-sama memiliki ragam budaya. Sementara kota tempatnya tinggal menjadi salah satu kota di negara Rusia yang mayoritasnya berpenduduk muslim.

Sementara Islam di Rusia, merupakan agama terbesar kedua setelah agama mayoritas Kristen Ortodoks.

Ilustrasi (Foto: pixabay)

Selama bulan puasa,tempat makan di Kazan juga menutup jendela tempat makan mereka dengan gorden atau kain pentup jendela.

"Seperti pujasera atau warung tetap buka tapi dikasih gorden, itu tahun lalu. Kalau untuk tahun ini mereka tetap buka tapi tidak boleh masuk ruangan," tutur Tomy.

Jika tahun lalu Tomy bisa berbuka puasa di baseent masjid, tahun ini dia mengatakan bahwa jemaah dibatasi datang ke sejumlah masjid di Kazan, terutama saat pandemi corona. 

"Ke masjid dibatasi tidak sebebas tahun lalu," ujarnya.

Di Rusia, menurut dia, setiap bangunan memiliki basement. Setiap masjid ada basement karena budaya Rusia selain karena dingin, bangunan-bangunan, memiliki basement.

(Foto: Pixabay)

Tomy sendiri adalah anggota dari  Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPID). Selama pandemi corona dan menjalani bulan puasa di sana, ia juga membuat acara donasi bersama PPID.

Selama di Kazan, ia bersama Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira) Kazan Tim Divisi Kerohanian membuat kuliah tujuh menit (Kultum).




Ramadan 2020Berpuasa di Benua EropaPuasa 18 JamPuasa terlamaDurasi puasaRusia

Share to: