Umat muslim di seluruh dunia kini tengah menjalani iibadah puasa Ramadan selama satu bulan lamanya.
Selama bulan suci Ramadan ini, Umat muslim dan orang-orang yang beriman akan menahan lapar dan haus mulai dari matahari terbit hingga terbenam.
Mereka juga harus menjaga hati dan pikiran mereka serta berbuat banyak kebaikan untuk mendapatkan pahala serta keberkahan dari Allah SWT.
Seperti dikutip dari Ayobandung.com, Ustaz Adi Hidayat Lc MA dalam ceramahnya menjabarkan dalam berpuasa seorang hamba akan diuji oleh Allah SWT sejauh mana kesungguhan dalam menunaikan ibadahnya. Karena, fitrah kehidupan akan selalu bersanding dengan tantangan.
Ustaz Adi menjabarkan bahwa ujian yang datang bukanlah untuk mempersulit setiap orang untuk mejalani aktivitas mereka. Namun, sesungguhnya adalah cara untuk meningkatkan kualitas seorang hamba di hadapan Allah SWT.
"Fitrah setiap aktivitas, setiap ibadah, tentunya ada tantangan. begitu juga saat berpuasa. Orang sukses pasti ada tantangan, orang sukses pasti ada ujian. Anak SD saja mau lulus SMP pasti ada ujian. Kalau tingkat pendidikan dasar saja ada tantangan ujian supaya sukses maka bagaimana dengan kehidupan yang kompleks," kata Ustaz Adi melalui chanel YouTube pribadinya, Adi Hidayat Official, yang dilihat pada Kamis, 7 Mei 2020.
Nabi Muhammad SAW bersabda ada sejumlah perbuatan yang dapat merusak puasamu. Diantaranya adalah, bertindak yang tidak pantas, berkata kotor, berselisih atau provokasi, mencaci atau mencela, hingga berbohong atau membuat hoaks.
Ustaz Adi menyampaikan dalam hal ini, tantangan konsumtif atau yang bersifat biologis tak disampaikan secara spesifik. Lantaran tantangan konsumtif hingga biologis disebut hal yang membatalkan puasa. Sementara tantangan yang disebut perusak puasa adalah yang bersifat tidak disadari hingga akhirnya mampu merusak pahala puasa bagi orang yang melakukannya.
"Ada bedanya membatalkan dan merusak. Kalau membatalkan, seketika puasanya gugur mesti diganti di hari lain. Kalau yang merusak belum tentu puasanya batal. Seseorang merasa puasanya masih lanjut padahal rusak. Artinya pahalanya berkurang karena dikurangi oleh perbuatan-perbuatan buruk ini," kata Ustaz Adi.
Oleh karena itu, puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus sampai waktu berbuka saja. Namun Seorang muslim sedianya harus waspada terhadap hal-hal yang dapat merusak pahala puasa.
"Contoh berkata kotor atau jorok, gibah, gosip, dan seterusnya. Bayangkan mengerjakan keburukan ini pahalanya dikurangi 25%. Kemudian kalau mencaci dikurangi lagi 25%, saling mencela kurangi lagi 25%, bikin hoaks atau buzzer hoaks dipotong lagi 25%. Jadi awas, hati-hati, profesi di Ramadan dosanya bisa berlipat. Anda bayangkan kalau mengerjakan empat keburukan ini saja, 100% pahala habis. Enggak dapat apa-apa. Apalagi kalau ditambah lagi dosa lainnya. Makin minus pahalanya," kata Ustaz Adi menjelaskan.
Oleh karena itu, Ustaz Adi juga menyampaikan bahwa seorang muslim yang berpuasa hendaknya berhati-hati agar upayanya menahan diri sejak subuh hingga Magrib tidak sia-sia.
"Sudah tahan lapar, sudah haus enggak minum, udah gitu nambah dosa. Ini lah mungkin yang dimasudkan Nabi Muhammad SAW yang menyebut, tidak sedikit nanti orang berpuasa karena tidak bisa menghadapi tantangan dengan baik, dia tak mendapat apapun dari puasanya kecuali lapar dan haus saja". Inilah yang paling bahaya," kata Ustaz Adi.
Share to:
Related Article
-
8 Masjid Tertua yang Jadi Wisata Religi di Indonesia, Ramai Pengunjung saat Lebaran Gaes
Ramadan 2021|May 12, 2021 16:16:47