Sejarah kelam G 30 S PKI meninggalkan jejak konspirasi yang belum terpecahkan, salah satunya 5 orang berikut ini disepakati sebagai pelaku utama dan juga tokoh utama dalam Gerakan 30 September.
Peristiwa yang terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 1965 itu memakan korban perwira tinggi TNI yang dibunuh secara hampir bersamaan gaes.
Para perwira tinggi militer Indonesia ini dikubur di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Berikut tokoh dibalik konspirasi tragedi G 30 S/PKI yang jarang diketahu.
1. Sjam Kamaruzaman
Foto: Wikipedia
Sjam Kamaruzaman adalah anggota kunci dari Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah diesekusi karena menjadi tokoh utama dalam kudeta 1965 atau yanglebih dikenal sebagai peristiwa G30S.
Pria yang bernama Kamarusaman bin Achmad Mubaidah ini merupakan keturunan dari pedagang Arab yang menetap di pantai utara Jawa dan menghabiskan masa sekolahnya di Surabaya.
Pada tahun 1947 Sjam yang tergabung dalam pemuda yang diutus pemimpin Partai Sosialis untuk datang ke Jakarta. Hal ini adalah untuk membantu para pejabat republik menyelundupkan perbekalan dan uang ke Yogyakarta, pada saat menjadi ibu kota Indonesia.
PNS pada tahun 1947-1948 ini bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1949 dan menjadi pemimpin Biro Khusus PKI yang berhasil meyusup ke militer.
Pada malam tanggal 30 September 1965, kelompok yang disebut sebagai Gerakan 30 September berhasil menculik dan membunuh enam jenderal Angkatan Darat Indonesia.
Sjam akhirnya mengakui tindakannya dan dihukum mati pada tahun 1986.
2. DN Aidit
Dipa Nusantara Aidit atau D.N. Aidit adalah Ketua Comite Central PKI dan dangat berkuasa. Saat itu, tak ada yang berani menetang dirinya.
Pada 1965, Aidit berhasil membawa PKI menjadi partai politik terbesar di Indonesia. Hingga pada kejadian 30 September 1965, Aidit dituduh sebagai dalang dibawah peristiwa ini yang membuatnya lari ke YogYakarta,
Disana dia ditembak mati oleh militer.
3. Letkol Untung Sjamsuri
Letnan Kolonel (Letkol ) Untung bin Syamsuri juga termaksuk dalam penggerak gerakan 30 September sebagai komandan militer.
Dialah yang memerintahkan pasukannya untuk menculik ketujuh jendral yang akhirnya dibunuh di Lubang Buaya.
Lulusan terbaik Akademi Militer ini lari ke Jawa Tengah setelah rencananya dalam Gerakan 30 September gagal. Akhirnya, dia divonis mati pada Maret 1966.
4. Brigjen Soepardjo
Brigjen Soepardjo datang khusus dari Kalimantan ke Jakarta untuk ikut dalam gerakan September 1965 tersebut.
Komandan TNI Divisi Kalimantan Barat ini bertugas melaporkan penangkapan jenderal-jenderal kepada Soekarno.
Setelah kejadian tersebut, dia menyelamatkan diri ke rumah Pono di Kramat Pulo, Jakarta bersama dengan Sjam dan Pono.
Dia kemudian ditangkap Satgas Kalong tanggal 12 Januari 1967 dan ditembak mati pada bulan Maret di tahun yang sama.
5. Kolonel Abdul Latief
Kolonel Abdul Latief juga termaksud ke dalam perwira utama pelaku G30S bersama dengan Letkol Untung dan Brigjen Soepardjo.
Sosok yang kala itu menjabat sebagai Komandan Brigade Infanteri I/Djaja Sakti ini ditangkap oleh tentara Siliwangi di sebuah rumah di Benhil, Jakarta setelah kegagalan G30S.
Kakinya ditembak dan ditusuk dan dia ditahan di ruang isolasi dan disiksa. Luka di kakinya gak pernah diobati hingga membusuk.
Hal ini ternyata dilakukan karena Latief memegang rahasia Soeharto.
Share to:
Related Article
-
Perusahaan Raksasa di AS Ini Gak Bayar Pajak Federal Gaes, Gimana Caranya?
Update|April 06, 2021 17:24:16