Berkolaborasi dengan T-Hub dan Maja Labs, Bali Blockchain Community hadirkan "Bali Blockchain Community Meet Up: Growing Together" pada Senin, 30 Mei 2022 di T-Hub Bali by Tokocrypto.
Berikan ilmu dan edukasi seputar seni digital, pertemuan ini hadirkan sharing tentang Web3, Digital Fashion, Utility NFTs, Phygital Experience dan masih banyak lagi.
Bertempat di kantor T-Hub by Tokocrypto, semua yang hadir mendapatkan sesi sharing hingga diskusi singkat untuk bisa memperkuat solidaritas komunitas pecinta NFT melalui edukasi.
Baca Juga: Maja Labs dan T-HUb Hadirkan NFT CLINIC vol. 1, Perkuat Solidaritas Komunitas NFT Melalui Edukasi
Hadir juga beberapa pembicara seperti Arnold Ong yang merupakan Baliverse Product Owner, Adrian Zakhary sebagai Pendiri Maja Labs/Kepala Web3 ICCN.
Ada juga Sheli Bowman yang merupakan CEO Heal.Art, Simone Sani sebagai GoingApe Community Catalyst hingga Anindita Sekar Jati, Kepala PR Tokocrypto.
Banyak Hal yang Masih Harus Dipelajari dari Web3
"Bali Blockchain Community Meet Up: Growing Together" terbagi dengan beberapa sesi dengan pembicara yang berbeda.
Baliverse Product Owner, Arnold Ong memberikan sesi pembicara dengan tema Web3 Introduction & Growth in Indonesia.
Baginya, masih sangat banyak hal yang harus dipelajari dari Web3. Hal ini lah yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Baliverse.
"Pengenalan web 1 sampai 3. Baliverse punya pr untuk mengedukasi orang/pasar yang perjalananya masih panjang. Web 2 sudah ada dan mature sudah lebih gampang di lakukan. Web3 masih banyak yang perlu di pelajari dan perlu mengedukasi," ucap Arnold pada 30 Mei 2022.
"Karena untuk melakukan transaksi di web3 diperlukan biaya atau transaksi yang tidak kecil namun lebih secure. Semoga dengan event ini bisa membuat konunitas berjalan bersama," lanjutnya.
Membangun Komunitas Adalah Hal Penting
Selain edukasi yang mendalam, Web3 juga membutuhkan komunitas yang dibangun secara luas. Hal ini disampaikan oleh Simone Sani, GoingApe Community Catalyst.
"Web3 butuh komuniti bukan marketing, digital sebagai komuniti building contohnya ada bus yang di paint dengan art project nft. Orang merasakan experience tangibelnya juga dan membuat project lebih kuat. Fisikal into digital dengan menggunakan filter IG teknologi AR. Tapi Yang dilakukan serang adalah lebih baik untuk membangun komunitas," ungkapnya.
Hal lain yang harus diperhatikan dari sebuah digital art adalah nilai dan juga dampaknya.
Tak hanya sekedar sepotong seni, Sheli Bowman yang merupakan CEO Heal.Art ingin semua yang terjun dalam beberapa project bisa membuat dampak yang sebanarnya dalam komunitas.
"Saat ini nft yang berlaku lebih simpelnya sebagai sepotong art saja dan yang menjadi issue adalah tidak adanya real impact value. Terdapat juga beberapa project yang membuat real impact value seperti bayc yang dengan mengkoleksi nftnya kita bisa masuk sebagai member dan mendapatkan benefit2 seperti bertemu artist, konser dll. Dan project nft mereka juga menawarkan real impact value seperti akses heal event dll," katanya.
Maja Labs Perkenalkan Digital Fashion Indonesia
Dalam kesempatan tersebut, Adrian Zakhary yang merupakan Pendiri Maja Labs/Kepala Web3 ICCN memberikan sesi sharing berbagai ilmu seputar Web3, Digital Fashion, Utility NFTs, Phygital Experience.
Adrian juga memperkenalkan digital fashion di Indonesia SCHIEVA & ARTISANT.IO lho gaes!
"Kami dari Majalabs memperkenalkan digital fashion di Indonesia. Melalui digital fashion designer SCHIEVA & ARTISANT.IO, kami memiliki komitmen untuk membawa Nilai dalam Ekosistem Web3 tidak hanya untuk digital tetapi real world impact terhadap lingkungan dan ekonomi bagi kreator," ungkapnya.
Sebagai penutup, Anindita Sekar Jati, Head of PR of Tokocrypto memberikan sesi sharing dengan tema "The Way to Crypto Legitimization."
"Decentralization does not equal to disorganization," katanya.
Share to:
Related Article
-
Sebelum Meninggal, Beginilah Pesan Terakhir Rama Aiphama
Update|March 12, 2020 11:47:30