Sejarah Masjid Angke, Tertua di Jakarta yang Terletak di Dalam Gang

Sejarah Masjid Angke, Tertua di Jakarta yang Terletak di Dalam Gang

Sejarah Masjid Angke, Tertua di Jakarta yang Terletak di Dalam Gang

Sejarah Masjid Angke (Foto: Istimewa)


Masjid Angke adalah masjid tertua di Jakarta. Masjid ini diketahui terletak di dalam sebuah gang di daerah Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Masjid ini memiliki nama asli Masjid Jami Al Anwar. Diketahui masjid ini telah berdiri lebih dari 250 tahun, yang diperkirakan didirikan sejak tahun 1761 M.

Baca Juga: Masjid At-Thohir Los Angeles Dipuji Selebgram Asal Arab, Erick Thohir: Alhamdulillah Dinilai Baik untuk Beribadah

Sejarah Masjid Angke

Bukan seorang keturunan Arab atau Timur Tengah, pendirian Masjid Angke ini sendiri diketahui diinisiasi oleh seorang wanita Muslim Tionghoa, yakni Tan Nio. Dia istri seorang bangsawan dari Banten. Tan Nio mewakafkan hartanya untuk pembangunan masjid.

Sementara itu, dalam proses perancangan bangunan masjid juga dibantu oleh seorang Muslim Tionghoa bernama Syaikh Liong Tan. Syaikh Liong Tan dimakamkan di sebelah barat masjid tersebut.

Sejarah Masjid Angke ini juga tak terlepas dari peranan seorang tokoh yang bernama Pangeran Tubagus Angke. Pangeran Tubagus Angke adalah seorang adipati atau pemimpin Jakarta pada saat itu, atau dikenal sebagai Jayakarta kedua, setelah Fatahillah yang merupakan pemimpin Jayakarta pertama.

Setelah Fatahillah berhasil menaklukkan Sunda Kelapa dan mengganti nama daerah itu menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan, Fatahillah dikisahkan kembali ke Demak. Lalu, kekuasaan tersebut digantikan oleh Tubagus Angke.

Menurut cerita yang beredar, Pangeran Tubagus Angke sengaja menyembunyikan jati dirinya ketika periode perang melawan Belanda. Itu agar menghindari ancaman dari tentara Belanda.

Karena keberaniannya melawan Tentara Belanda, nama Pangeran Tubagus Angke pun diabadikan menjadi nama masjid tertua di Jakarta ini sekaligus namanya juga dijadikan jalan di sekitar masjid tersebut.

Tempat Berkumpulnya Beragam Etnis

Ketua Bidang Sejarah dan Bangunan Masjid Angke, Abyan Abdillah, menyebut tempat ini sering jadi tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai daerah. Itu terlihat dari nisan pada makam di sekitar tempat ini memiliki bentuk yang beragam.

Baca Juga: Mengenal Masjid Al Mashun, Peninggalan Kesultanan Deli dan Masjid Tertua di Medan

Selain itu, pada terjadinya tragedi kelam geger pecinan di tahun 1740, masjid ini menjadi rumah aman bagi masyarakat etnis Tionghoa.




Masjid Jami Al AnwarMasjid AngkeSejarah Masjid AngkePendiri Masjid Angke

Share to: