Pada malam 17 Agustus, panggung Performa•ARTJOG x Bakti Budaya Djarum Foundation menjadi saksi dari sebuah pertunjukan seni tradisional yang memukau.
Sanggar Wayang Potehi Siauw Pek San berhasil menghidupkan kembali tiga cerita klasik Tiongkok dalam satu pementasan yang penuh dengan nilai sejarah dan budaya.
Baca Juga: Heri Pemad Ajak Anak-Anak Eksplorasi Kreativitas Tanpa Batas Lewat ARTJOG Kids
Dalam lakon carangan yang dibawakan oleh Sanggar Wayang Potehi Siauw Pek San, penonton diajak untuk menyelami tiga kisah legendaris yang sarat dengan makna: Cin Thun Liat Kok (Kaisar Cin Memukul 6 Kerajaan), Sie Jin Kwie Ceng Tang (Sie Jin Kwie Berperang ke Timur), dan See Yu Ki (Perjalanan ke Barat).
Ketiga cerita ini dihadirkan dengan sentuhan artistik khas wayang potehi, yang memadukan elemen visual, gerak, dan dialog yang kaya dengan tradisi.
Cin Thun Liat Kok menceritakan kisah Kaisar Cin yang berhasil menaklukkan enam kerajaan, sebuah cerita yang penuh dengan strategi dan kekuatan kepemimpinan. Penonton disuguhkan dengan adegan-adegan yang menggambarkan kegigihan dan kebijaksanaan seorang pemimpin dalam mencapai kemenangan.
Lalu, dalam Sie Jin Kwie Ceng Tang, perjalanan heroik Sie Jin Kwie menuju Timur dihadirkan dengan penuh aksi dan intrik. Sie Jin Kwie, seorang jenderal legendaris, digambarkan sebagai sosok yang tak kenal takut dalam menghadapi tantangan demi keadilan.
Sementara itu, See Yu Ki atau "Perjalanan ke Barat" membawa penonton pada sebuah petualangan spiritual yang mendalam. Kisah ini menggambarkan pencarian kebijaksanaan dan kebenaran yang sarat dengan ujian dan cobaan, memperlihatkan betapa pentingnya ketekunan dan keyakinan dalam mencapai tujuan hidup.
Pementasan ini tidak hanya menampilkan keindahan estetika seni wayang potehi, tetapi juga membawa penonton lebih dekat dengan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap cerita.
Baca Juga: Karangdunyo Bedah TikTok dengan Cara Tak Biasa di ARTJOG x Bakti Budaya Djarum Foundation
Sanggar Wayang Potehi Siauw Pek San berhasil menyatukan tiga cerita klasik ini menjadi sebuah narasi yang kohesif, memperlihatkan bagaimana seni tradisional dapat terus relevan dan menarik di era modern.
Share to:
Related Article
-
Film Kiblat Belum Lulus Sensor dari LSF
Update|March 25, 2024 16:26:46