HYBE America, cabang dari agensi hiburan raksasa HYBE yang berbasis di Korea Selatan, kini menghadapi gugatan hukum serius di Amerika Serikat. Gugatan ini datang dari seniman kontemporer ternama asal AS, Daniel Arsham, yang menuduh pihak HYBE melakukan pelanggaran hak cipta atas salah satu karya seni miliknya.
Permasalahan bermula dari video promosi lagu terbaru milik rapper Quavo yang berjudul Back to the Basics 2025.
Video berdurasi 45 detik itu menampilkan patung bertema Ferrari karya Arsham secara mencolok, tanpa izin atau kerja sama resmi dari sang seniman. Lagu tersebut dirilis di bawah label Quality Control Music Publishing (QCM), yang merupakan bagian dari jaringan perusahaan di bawah HYBE America.
BACA JUGA : Juicy Luicy Cetak Sejarah: Album Nonfiksi Tembus 1 Miliar Stream di Spotify!
Dalam dokumen gugatan yang diajukan ke pengadilan, Arsham menyebut dirinya telah mengirim beberapa surat peringatan (cease and desist) kepada pihak terkait segera setelah video tersebut dipublikasikan.
Namun, menurutnya, tidak ada respons atau upaya penyelesaian yang diberikan oleh HYBE maupun pihak QCM. Kegagalan untuk menanggapi ini membuat Arsham merasa tidak punya pilihan selain membawa kasus tersebut ke jalur hukum.
Arsham menyatakan bahwa tindakan penggunaan karyanya tanpa izin bukan hanya merugikannya secara finansial, tapi juga mencoreng reputasinya sebagai seniman profesional.
Ia menuding HYBE America tidak hanya lalai, tapi juga terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi dan distribusi konten yang melanggar hak cipta.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa pihak HYBE diduga sudah mengetahui bahwa penggunaan karya tersebut tidak memiliki izin, namun tetap membiarkan pelanggaran terjadi.
BACA JUGA : Romantisme Ariel Tatum Dibonceng Vespa Oleh Daffa Wardhana
Gugatan yang diajukan Arsham mengacu pada empat pelanggaran hukum, termasuk pasal-pasal dalam Undang-Undang Hak Cipta Amerika Serikat (17 U.S.C. § 101 dkk.) serta Undang-Undang Hak Sipil Negara Bagian New York (§§ 50–51).
Dalam tuntutannya, Arsham tidak hanya meminta ganti rugi finansial atas kerugian yang diderita, tapi juga mendesak pengadilan untuk mengeluarkan perintah resmi guna menghentikan segala bentuk distribusi, pemutaran, atau penggunaan konten yang mengandung karya miliknya.
Kasus ini pun menyita perhatian publik, khususnya di industri hiburan dan seni rupa, karena melibatkan nama besar seperti HYBE dan Quavo, serta menyoroti pentingnya menghormati hak kekayaan intelektual dalam produksi konten kreatif berskala internasional.
Sidang juri juga telah secara resmi diminta, menandakan bahwa proses hukum ini akan berlangsung dalam skala yang cukup besar dan kemungkinan akan menarik perhatian luas dari media serta komunitas seni global.
Share to:
Related Article
-
Arti Nama dan Manfaat Danantara
Update|February 27, 2025 04:00:00