Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh setiap 22 April, PT Arunika Bumi Lestari (ABL Consulting) bersama Maja Corp meluncurkan inisiatif gerakan cinta bumi melalui program kolaborasi GREENTERA pada Sabtu pagi, 26 April 2025. Program ini merupakan rangkaian kegiatan TERA Batch 3 yaitu penanamam bibit mangrove di Hutan Lindung Angke Kapuk, uniknya pada program kali ini, ABL Consulting dan MAJA Corp memanfaatkan Teknologi Blockchain dan Inovasi Web3 berbasis NFT atau Non-Fungible Token.
GREENTERA merupakan sebuah gerakan lingkungan yang mengenalkan “Mangrove-Backed Token” dimana penanaman bibit Mangrove dan tumbuh kembang, serta dampak lingkungan dan sosial dari tanaman Mangrove akan dicatatkan dalam Blockchain.
Chintya Dian Astuti, Direktur PT Arunika Bumi Lestari, menjelaskan bahwa program TERA telah berjalan sejak batch pertama di Indramayu, dilanjutkan batch kedua di Indramayu dan Bali, dan kini batch ketiga di Jakarta menjadi cikal bakal program lingkungan berbasis Web3 di Indonesia.
"Melalui TERA, kami berupaya menjadikan teknologi blockchain sebagai alat nyata untuk mendukung pelestarian lingkungan. Setiap langkah kecil, seperti menanam mangrove, kini dapat dikaitkan langsung dengan inovasi digital," ujarnya.
Pada peluncurannya, GREENTERA bekerjasama dengan Seniman Asal Bali Schieva dalam membuat seri AXOLOVE NFT berbasis Ethereum yang berjalan di jaringan Polygon, Axolove sendiri terinspirasi dari hewan Axoltl. Di perairan tawar yang sunyi, axolotl berenang membawa janji regenerasi yang abadi, sementara di batas laut dan darat, mangrove berdiri menghadang amukan badai. Dua makhluk ini, meski hidup di dunia air yang berbeda, sama-sama menggenggam harapan bagi bumi yang luka. Saat sungai tercemar dan pesisir terkikis, saat axolotl dan mangrove lenyap dari pandangan, itu adalah pertanda: bumi perlahan kehilangan kekuatan untuk memperbaiki dirinya sendiri.
CEO Maja Corp, Adrian Zakhary, menambahkan bahwa konsep Mangrove-Backed Token dan AxoLove NFT dirancang dengan prinsip keterhubungan antara teknologi, seni, budaya dan alam.
"Konsep kami sederhana: satu NFT, satu mangrove. Ada platformnya, ada smart contract-nya. Kita harus kembali ke akar kita, ke bumi, untuk menjaga keberlanjutan lingkungan," ungkap Adrian.
Mengusung tema "Heal the Earth for Future Generations", inisiatif ini menjadi tonggak penting dalam menggabungkan pelestarian lingkungan hidup dengan inovasi teknologi blockchain. Melalui adopsi NFT AXOLOVE, masyarakat tidak hanya mendapatkan karya digital art eksklusif, tetapi juga berkontribusi langsung dalam upaya rehabilitasi hutan mangrove di Indonesia.
Inisiasi GREENTERA dimulai dari 50 Bibit Mangrove yang ditanam pada peringatan hari Bumi 2025 di Hutan Lindung Angke Kapok, dan 50 NFT Axolove juga sudah menjadi koleksi para “pejuang bumi”. Website resmi aksi nyata ini bisa dilihat di greentera.xyz dan NFT juga tersedia di platform marketplace NFT seperti Opensea.
Peluncuran Mangrove-Backed Token dan AxoLove NFT ini membuktikan bahwa kolaborasi antara teknologi, kreativitas, dan kecintaan terhadap bumi dapat berjalan harmonis. Lebih dari sekadar inovasi digital, TERA Batch 3 menghadirkan sebuah gerakan kolektif demi masa depan bumi yang lebih hijau dan lestari.
Maja Corp dan PT Arunika Bumi Lestari melalui GREENTERA mengajak seluruh masyarakat untuk terus bergerak bersama dan berkontribusi nyata dalam menjaga kelestarian bumi.
"Let's keep moving — for the Earth, for future generations."
Share to:
Related Article
-
Selain Siksa Neraka, Ini 2 Film Indonesia yang Dilarang Tayang di Malaysia
Update|January 12, 2024 12:00:00