Tradisi brobosan kembali mencuat setelah diterapkan dalam prosesi pemakaman Pakubuwono XIII di Surakarta. Ritual yang sudah lama menjadi bagian dari adat Jawa ini dijalankan sebagai penghormatan terakhir keluarga kepada raja sebelum jenazah diberangkatkan menuju peristirahatan terakhir. Dalam prosesi tersebut, keranda Pakubuwono XIII diangkat oleh para abdi dalem, sementara keluarga inti, terutama anak dan cucu almarhum, melewati bagian bawah keranda dengan posisi menunduk.
Brobosan dalam konteks pemakaman raja tidak hanya bermakna sebagai bentuk bakti, tetapi juga simbol penyambung restu dan penerusan nilai kehidupan. Masyarakat Jawa memandang ritual ini sebagai cara melepas duka dengan penuh hormat, sekaligus menguatkan ikatan batin antara keluarga dan leluhur.
Meski bersifat tradisional, prosesi brobosan tetap dijalankan dengan khidmat di tengah penyesuaian situasi pemakaman kerajaan modern. Kehadiran ritual ini menjadi pengingat kuat bahwa adat dan tata nilai Jawa tetap dijunjung tinggi dalam setiap momen penting Keraton Surakarta.
Share to:
Related Article
-
Adrian Zakhary Founder MAJA Labs Bagikan Tips Jadi Kolektor Muda di Young Art Collector Talk
Adrian Zakhary|January 07, 2023 20:00:12
