Pada bulan Juli 2019 lalu, film Dua Garis Biru resmi ditayangkan
dibioskop. Pada hari keenam penayangan film tersebut meraih lebih dari satu
juta penonton dalam enam hari penayangan perdananya. Hal tersebut disampaikan
langsung oleh sutradara sekaligus penulis film Gina S. Noer melalui akun
twitternya.
Dan kini Dua Garis Biru meraih penghargaan, film tersebut masuk ke dalam
pemenang Piala Maya tahun 2020. Ajang
penghargaan film Piala Maya telah berlangsung Sabtu (8/2/2020) di Hotel
Grandkemang Jakarta. Film Dua Garis Biru mendapatkan empat penghargaan termasuk
dalam kategori Film Cerita Panjang/Film Bioskop.
Film ini sempat memicu kontroversi pada sejumlah pihak yang menilai film
ini ‘Melegelkan kebebasan’
Dari ceritanya yang mengisahkan cinta sepasang anak muda, yakni Dara yang
diperankan Zara JKT48 dan Bima yang diperankan Angga Yunanda.
Kisah percintaan yang dipenuhi dengan tawa, canda serta romansa anak
sekolahan ini didukung keluarga serta teman-teman terdekat.
Namun,kegembiraan itu kemudian hilang seketika, digantikan oleh rasa takut serta bingung ketika Dara hamil. Semua
dukungan yang mereka dapatkan dari keluarga dan teman turut menghilang.
Dara dan Bima kemudian diperhadapkan dengan hal-hal yang tak pernah
dibayangkan oleh anak berusia 17 tahun. Mereka pun harus mempertanggung
jawabkan hal tersebut.
Film ini mampu mempermainkan emosi penonton di sepanjang durasi 103
menit.
Film yang dibintangi oleh Adhisty Zara dan Angga Yunanda tersebut
dinobatkan sebagai pemenang kategori paling bergengsi dalam tiap ajang
penghargaan film.
Tiga kategori lainnya yang sukses dimenangi adalah Skenario Asli terpilih
untum Gina S. Noer, Aktris pendukung terpilih untuk Cut Mini, dan Piala Iqbal
Rais Penyutradaran Debut terpilih juga untuk Gina S Noer.
Sebelum Resmi memboromg 4 penghargaan itu, Dua Garis Biru masuk dalam 20
kandidat nominasi dan disaring kembali hingga dinominasikan dalam 11 kategori
di Piala Maya 2020. Film garapa Starvision ini menyumbang piala terbanyak untuk
rumah produksi tersebut, diikuti dengan film Imperfect oleh sutradar Ernest
Prakasa