Kisah Ibnu Mas’ud dan Nabi Muhammad SAW, Selalu Ceria Saat Berpuasa di Bulan Ramadan

Kisah Ibnu Mas’ud dan Nabi Muhammad SAW, Selalu Ceria Saat Berpuasa di Bulan Ramadan

Kisah Ibnu Mas’ud dan Nabi Muhammad SAW, Selalu Ceria Saat Berpuasa di Bulan Ramadan

Kisah Ibnu Mas’ud dan Nabi Muhammad SAW (Foto: Istimewa)


Abdullah bin Mas’ud R.A mengatakan bahwa Rasulullah SAW berpesan kepadanya, “Hendaknya kamu di waktu pagi pada hari puasamu dalam keadaan berminyak dan bersisir, janganlah kamu di waktu pagi pada hari puasamu dalam keadaan bermuka masam”. (HR Tabrani dan Abu Nua’im).

Demi kesempurnaan puasa yang dilakukan oleh Abdullah bin Mas’ud, Rasullullah SAW berpesan kepada Abdullah bin Mas’ud untuk tetap selalu cerita seakan menyembunyikan ibadah puasanya kepada orang lain dengan berpenampilan rapih dan energik serta memberikan raut wajah yang berseri-seri.

Ia melaksanakan pesan yang diberikan oleh Rasulullah SAW dengan baik, bahkan ia menyerukan kepada kaum muslimin yang lain untuk melakukan sesuai apa yang menjadi pesan Rasululah SAW.

Pesan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada sahabat Abdullah bin Mas’ud, bisa saja dilatarbelakangi oleh beberapa kondisi berikut:

1. Kondisi Fisik yang Berpotensi Menjadikan Ejekan Orang Lain

Secara fisik, sahabat Ibnu Mas’ud R.A berpotensi menjadi ejekan bahkan menjadi bahan tawaan orang lain, karena ia tubuhnya berpostur kecil dan kurus, terutama ketika sedang berpuasa.

Ali, R.A berkata. Nabi SAW memerintahkan Ibnu Mas’ud agar mengambil ranting pohon (untuk siwak). Ketika memanjat pohon itu, para sahabat melihat betis Abdullah bin Mas’ud sangat kecil dan kurus, sehingga sahabat pun tertawa.

Sehingga Rasulullah SAW bersabda: Apa yang kalian tertawakan? Sungguh kaki Abdullah bin Mas’ud jauh lebih berat dalam timbangan hari Kiamat daripada Gunung Uhud (HR Ahmad).

2. Kondisi perekonomian

Secara ekonomi, Abdullah bin Mas’ud adalah seorang yang berekonomi rendah atau miskin dan mengalami kesusahan hidup, sehingga ia merasa orang yang paling berhak untuk mendapatkan sedekah dari istrinya daripada orang lain.

Zainab, istri Abdullah bin Mas’ud berkata, “Wahai Nabi Allah, hari ini engkau telah memerintahkan kami untuk bersedekah, sedang aku memiliki sebuah perhiasan dan aku berniat untuk menyedekahkanya, lalu ibnu Mas’ud mendakwahkan diri bahwa ia dan anaknya adalah orang yang paling berhak untuk menerima sedekah dariku.”

Nabi SAW bersabda, “Ibnu Mas’ud telah berkata benar, suamimu dan anakmu adalah orang yang paling berhak menerima sedekah darimu”. (HR. Bukhari).

3. Dalam ilmu agama, Abdullah bin Mas’ud merupakan teladan umat.

Ibnu Mas’ud menjadi teladan umat dan panutan para sahabat dalam bidang keilmuan dan keagamaan. Ibnu Mubarak berkata, Sungguh mengangumkan seorang Qari’ yang berwajah ceriah dan periang.




Kisah Ibnu Mas’ud dan Nabi Muhammad SAW

Share to: