Perjalanan dan Karya Mestro Pujangga Indonesia, Sapardi Djoko Damono

Perjalanan dan Karya Mestro Pujangga Indonesia, Sapardi Djoko Damono

Perjalanan dan Karya Mestro Pujangga Indonesia, Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono (Foto: dok. Istimewa)


Indonesia kembali dikejutkan dengan berita duka yang datang dari dunia seni. Sapardi Djoko Damono yang merupakan seniman terkenal menghembuskan nafas terakhirnya di usia 80 tahun pada hari Minggu, 19 Juli 2020 pukul 09.17 WIB. 

Sapardi lahir di Surakarta, 20 Maret 1940. Sapardi dikenal sebagai pujangga yang menuliskan mengenai makna tentang kehidupan dari kata-kata sederhana yang menyentuh hati.

Karier Sapardi

Sapardi kuliah di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dirinya juga memperdalam kajian kemanusiaan (humanities) di University of Hawaii, Amerika Serikat (1970-1971).

Sapardi Djoko Damono mendapatkan gelar doktor dalam ilmu sastra pada tahun 1980, lalu  pada 1995, dirinya menjadi guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.

Dirinya juga aktif dalam berbagai lembaga seni dan sastra, antara lain Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia Jakarta (1973-1980), redaksi majalah sastra Horison (1973), Sekretaris Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin (sejak 1975), anggota Dewan Kesenian dan lain sebagainya.

Sapardi mendirikan organisasi bernama Himpunan Sarjana-Kesusasteraan Indonesia (Hiski) pada 1988 dan menjadi Ketua Umum Hiski Pusat selama tiga periode.

Sapardi tidak hanya aktif dalam negeri, melainkan diluar negeri juga. Sapardi pernah hadir di acara internasional seperti Translation Workshop dan Poetry International di Rotterdam, Belanda (1971), Seminar on Literature and Social Exchange in Asia di Australia National University Canberra, dan lainnya.

Karya Sang Maestro

Karya dari 'Aku Ingin', menjadi karya yang paling dikenang oleh masyarakat luas. Karya ini merupakan tulisan yang bertemakan tentang cinta yang mempunyai relasi dan makna yang kuat dengan kehidupan sekarang. Tak hanya itu, karya ini juga sukses menginspirasi salah satu film garapan Garin Nugroho, Cinta dalam Sepotong Roti.

Tidak hanya mengenai sajak, dirinya juga membuat sebuah novel. Novel pertamanya yang berjudul 'Hujan Bulan Juni' pertama diterbitkan pada Juni 2015. Novel tersebut dibuat menjadi film layar lebar pada tahun 2018. Sapardi tidak berhenti hanya dengan satu Novel. Dirinya juga mengeluarkan novel keduanya yang berjudul 'Pingkan Melipat Jarak' pada Maret 2017 saat dirinya menginjak usia ke-77 tahun. 

Berikut ini merupakan karya-karya sajak dari Sapardi:

  • Duka-Mu Abadi (1969)
  • Mata Pisau (1974)
  • Perahu Kertas (1983)
  • Sihir Hujan (1984)
  • Hujan Bulan Juni (1994)
  • Arloji (1998)
  • Ayat-ayat Api (2000)
  • Mata Jendela (2000)
  • Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro (2003)
  • Kumpulan cerpen Pengarang Telah Mati (2001)
  • Kumpulan sajak Kolam (2009). 

Sapardi juga pernah menulis beberapa buku yang sangat penting, yaitu (1) Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978), (2) Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979), (3) Kesusastraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999), (4) Novel Jawa Tahun 1950-an:Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur (1996), (5) Politik, Ideologi, dan Sastra Hibrida (1999), (6) Sihir Rendra: Permainan Makna (1999) dan Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan: Sebuah Catatan Awal.

Sapardi juga menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia. Hasil terjemahan tersebut antara lain Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea, Ernest Hemingway), Daisy Manis (Daisy Milles, Henry James), Puisi Brasilia Modern, George Siferis, Sepilihan Sajak, Puisi Cina Klasik, Puisi Klasik, Shakuntala, Dimensi Mistik dalam Islam karya Annemarie Schimmel.

Penghargaan yang diterima

Sapardi telah menerima berbagai penghargaan dan hadiah sastra dari dalam dan luar negeri, berikut penghargaan yang diraih: 

  • Sapardi mendapat Hadiah Majalah Basis atas puisi Ballada Matinya Seorang Pemberontak (1963).
  • Cultural Award dari pemerintah Australia (1978).
  • Anugerah Puisi-Puisi Putera II atas bukunya Sihir Hujan dari Malaysia (1983).
  • Penghargaan atas buku Perahu Kertas dari Dewan Kesenian Jakarta (1984).
  • Mataram Award diterima Sapardi (1985).
  • Hadiah SEA Write Award (Hadiah Sastra Asean) dari Thailand diterima (1986).
  • Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990).
  • Kalyana Kretya dari Menristek RI diraih (1996).
  • Achmad Bakrie Award for Literature (2003).
  • Khatulistiwa Award (2004).
  • Penghargaan dari Akademi Jakarta (2012).



sastraindonesiapenyairpujanggakaryaseniman

Share to: