Belum lama ini, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim meminta maaf kepada Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiya dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Kira-kira ada apa ya?
Permintaan maaf Mendikbud ini diunggah melalui channel YouTube KEMENDIKBUD RI pada Selasa, 28 Juli 2020. Dalam video bedurasi 2.36 menit itu Nadiem mengucapkan terimakasi kepada semua pihak yang telah memberikan saran pada Program Organisasi Penggerak (POP).
Nadiem mengungkap, niat awal POP adalah untuk bermitra dengan para penggerak pendidikan agar bisa menemukan inovasi yang bisa dipelajari oleh pemerintah serta diterapkan dalam skala tingkat nasional.
"Itulah makna dari POP agar Kemendikbud bisa belajar dari masyarakat pergerakan pendidikan,
Hanya satu misi kami mencari jurus dan pola terbaik untuk mendidik penerus negeri ini," kata Nadiem Makarim.
Nadiem akan menunda sementara Program POP ini untuk melakukan evaluasi. Program POP ternyata masih menjadi polemik dan kebingungan untuk masyarakat.
Mantan CEO GoJEK ini juga menjelaskan, Kemendikbud telah menyepakati dengan Tanoto Foundation dan Putra Sampoerna Foundation bahwa takkan menggunakan anggaran pemerintah sepeser pun.
"Mereka akan mendanai aktivitas programnya tanpa anggaran dari pemerintah," tegas Mendikbud Nadiem Makarim.
Dengan penjelasan ini, Nadiem berharap kecemasan masyarakat mengenai potensi konflik kepentingan dan isu kelayakan hibah dalam Program POP bisa terjawab.
Share to:
Related Article
-
Daftar Penghargaan Bank BNI yang Jarang Diketahui, Jadi Bukti Digemari Anak Muda Gaes
BNI|June 25, 2021 18:26:00