Cerita Horror

Cerita Horror

Cerita Horror

Foto: Twitter.com


Melajutkan cerita horor "Sorop" dari sebuah utas oleh akun Twitter @SimpleM81378523, kejadian ini erlanjut setelah dua kakak beradik Hanif dan Isti melihat kejadian-kejaian aneh setelah pamannya meninggal.

Terakhir diceritakan dalam Cerita Horror "Sorop" Part 1, Hanif melihat adiknya tengah bersama dengan pamannya yang baru saja meninggal di ruagan terkunci.

Stelah tantenya datang untuk menenangkannya, Hanif kembali ke kamar dan menemukan Isti tengah tidur di atas kasur.

Ada sosok yang tengah duduk di langit-langit rumah 

Hanif pun bertanya kenapa tantenya terus menatap ke atap di ruangan pamannya yang sudha meninggal tersebut.

Bikin merinding, sang tante mengatakan sambil gemetar bahwa dia melihat sosok Buk De yang tengah duduk disana.

Sayangnya, sang tante tak ingin menjelaskan lebih lanjut mengapa ada sosok Buk De disana.

Tantenya bertemu dengan seseorang misterius

Keesokan harinya, rumah ramai oleh tetangga datang melayat. Pun dengan jenazah paman Hanif sudah disholati.

Ada lagi sebuah kejadian aneh pagi itu sang tante terlihat bertemu dengan seorang lelaki tua yg mengenakan baju putih dan mengenakan kopyah hitam. Mereka membahas perihal bagaimana rumah ini kedepannya.

Isti mlihat hal-hal aneh

Malam pun tiba, Hanif kebingungan dengan adiknya yang terus melihat ke arah jendela. Asiknya mengaakan bahwa dia melihat seseorang diluar sana.

"Tadi aku mungkin salah lihat ada orang berdiri di jalan kayak sedang mengamati rumah kita," kata Isti.

Mendengar itu, Hanif ikut mengintip namun tak di dapati apapun selain pekarangan kosong dengan tumbuhan rimbun di sekitarnya. Mereka segera menutup gorden jendela.

Tantenya meninggalkan rumah

Sebelum pergi, sang tente menyerahkan kunci rumah kepada Hanif dan Isti. Tantenya tampak berbeda, tangannya seperti gemetar hebat. Namun, Hanif dan Isti tak kuasa mencegahnya.

Dia berpesan kepada mereka untuk membiarkan ruangan pamannya kosong. 

Selepas tantenya pergi, Isti pun mengungkapkan keanehan yang dirasakannya terhadap rumah ini.

"Mbak kamu juga merasakan sama seperti yg saya rasakan bukan perihal rumah ini?"

"Dapurnya mbak gak terhalang pintu, itu gak bagus, dari awal rumah ini sudah salah posisinya, bila dari teras hanya berjalan lurus sampai dapur"

Tiba-tiba Isti melanjutkan perkataannya dengan hal yang bikin sang kaka kaget.

"Ditambah di dapur ada si mbah," kata Isti.

Pisah kamar tidur

Setelah Isti masuk ke kamarnya, Hanif pun juga menuju kamarnya. Posisi ketika ia berjalan menatap lurus menuju dapur, hal yg membuat Hanif setuju bahwa tata letak posisi rumah ini sudah salah setidaknya harus ada pintu di sana.

Kejadian aneh di kamar mandi

Disebrang kamar Hanif adalah ruangan dimana pamannya meninggal kemarin. Hanif mendengar suara orang bersenandung. Senandung suara itu tampak familiar menyerupai bapak saat menina bobokkan Isti dulu. Hanif terdiam

Dia mencoba mengabaikan sura tersebut dan berbaring di kasur. Tak lama kemudia dia tak lagi bisa menahan keinginannya untuk buang air kecil.

Hanif berjalan menuju dapur menuju pintu belakang karena kamar mandi di rumah ini memang terpisah dengan bagian rumah. Hanif melihat ke sekeliling sebelum bergegas mengambil lampu petromaks yg tergantung di tiang pawon, Hanif membuka pintu belakang. perasaan tidak enak itu mendadak kembali.

Dia melihat bahwa pintu kamar mandi tertutup. Hanif mengetuk pintu berpikir apakah ada orang di sana, karena memang kamar mandi seperti ini biasa di gunakan tetangga juga. 

Hanif menggantung lampu petromaksnya masih berusaha mengetuk tapi tetap tak ada jawaban, namun sialnya pintu justru di kunci

kesal melihat itu, Hanif mengetuk semakin keras sampai akhirnya pintu terbuka dengan sendirinya, di dalam, Isti melangkah keluar.

"Sabar to mbak" ucap Isti.

Hanif bernafas lega melihat adiknya, Isti lantas menyingkir dan membiarkan kakaknya masuk ia juga berpesan bahwa akan menunggu Hanif di sana. 

Di luar, Hanif mendengar Isti bersenandung seperti senandung yg Hanif dengar, memang adiknya ini sangat suka bersenandung seperti ini saat sendirian, Hanif merasa tenang ia tidak sendirian saat ia sendiri sebenarnya merasa takut karena tepat di belakang kamar mandi adalah tulangan.

Tiba-tiba senandung Isti mulai menggema aneh di mana semakin lama ia seperti tersedu-sedu dan perlahan senandungnya terdengar seperti suara menangis namun begitu lirih.

Hanif meneriaki nama adiknya dari dalam kamar mandi. Tiba-tiba Isti menjawabnya dengan perkartaan yang aneh.

"Mbak ini rumah harus kita jaga ya. Hanya sampai empat puluh hari jangan sampai keluar dari rumah ini" kata Isti.

"Is kamu ini ngomong apa?" tanya Hanfi.

"Empat puluh hari mbak," kata Isti lagi.

Isti masih menjawab hal yg sama yang semakin lama semakin keras dan menghentak, "PETANG PULUH DINO MBAK!!(Empat puluh hari mbak)"

Isti bertingkah aneh

Hanif yg merasa semakin aneh dengan adiknya lantas membuka pintu saat tidak menemukan adiknya di sana.

Hanif bergegas keluar menatap sekeliling kemana adiknya pergi saat tiba-tiba dari samping bilik Isti keluar sembari berteriak "Petang puluh dino" dengan wajah melotot.

Hanif segera menarik adiknya masuk, sementara Isti masih berteriak hal yg sama terus menerus. Tepat saat di dalam dapur, Isti menggeleng-geleng dan berkata; "aku belum boleh masuk, belum boleh masuk," sembari menggaruk kulitnya yg memerah.

Hanif pun semakin bingung dengan kondisi adiknya, lantas Hanif pun berlari ia berniat meminta bantuan tetangga namun saat melewati pintu kamar pamannya, Hanif mendengar suara tertawa sang paman yang dulu ketika bercanda bersama bapak.

Dia mencoba mengabaikan suara tersebut sekali lagi.

Pria misterius muncul lagi

Tepat di luar pintu, anehnya sudah ada orang yg berdiri di sana mengenakan baju setelan putih dengan kopiah hitam yg berbicara dengan tantenya tadi pagi.

Si lelaki tua itu seperti menunggu Hanif, tanpa membuang waktu Hanif menceritakan semuanya dan ia melangkah masuk ke rumah.

Beberapa kali lelaki itu menatap sekeliling rumah seakan ada yg ia lihat, terutama kamar pamannya.

Dia berhasil menenangkan Isti dan membaringkannya di atas ranjang kayu.

Pria tua tersebut pun menjelaskan apa itu 'Sorop' yang sedaritadi buat Hanif bingung.

"Sorop itu ketika cahaya mulai tenggelam dan di gantikan oleh malam saat itu makhluk ini bangun," katanya.

"Jadi rumah ini di surup sama orang yg ingin kalian yg jadi hak waris jatuh sakit."

Dia menjelaskan bahwa sebelum meninggal, ditemukan sebuah cincin yang segaja dipakai untuk surup rumah tersebt di dalam mulut pamannya.

Meski begitu, pak Sugeng tetap meminta Hanif dan Isti bertahan sampai 40 hari di rumah tersebut.

"Sebenarnya saya yg nyuruh bu lek mu pulang, karena memang gak boleh ada yg ikut campur termasuk saya, tapi ingat nduk, kamu dan adikmu pasti bisa melewati, jangan lupa berdoam mengaji dan shalat ya nak," katanya.

Isti kembali bertingkah aneh

Setelah pak Sugeng pergi, Hanif pun bertanya kepada asiknya tentang sesuatu yang mungkin diketahuinya.

Pasalnya, Isti sempat tinggal sebentar dirumah tersebut setelah Hanif pergi dan keduanya merantau.

"Apa yg belum kamu ceritakan kepadaku Is, ada apa sama pak De, sama bu De, sama rumah ini, kamu kan sempat tinggal di sini setelah aku pergi," tanya Hanif.

Isti menatap Hanif, matanya tajam dengan bibir gemetar hebat, seakan ada sesuatu yg ingin ia keluarkan detik itu juga.

Isti tiba-tiba tergagak, bibirnya sukar di kendalikan, dan dengan sengaja tiba-tiba ia menghantamkan wajahnya tepat di kursi kayu.

Bibir Isti bengkak dengan hidung patah, ia tiba-tiba berteriak histeris sembari menunjuk Hanif yg menatap adiknya kebingungan. 

"Kamu yg sebenarnya terlibat, kamu yg terlibat!!!" kata Isti histeris.

Isti pun berlari keluar, dan Hanif mengikutinya. Tiba-tiba di ujung lorong dapur, sosok nenek yg menimangbaik terlihat lagi meski hanya sekelibat sebelum pergi.

"Is!! Is!!" teriak Hanif, ia terus menggedor-gedor pintu namun tak ada suara yg menjawab, ia tak mengerti maksud terakhir apa yg Isti maksud bahwa dirinya terlibat, terlibat apa?

Dikamarnya, Isti terus menatap ke arah jendela yang mengarah ke ladang. Dia mengtakan bahwa dirinya melihat sosok kedua orangtuanya.

"Bapak sama ibuk datang mbak, dia melambai-lambai, Isti boleh ikut bapak sama ibuk?" katanya.

Mendengar itu Hanif lantas menarik Isti dan menutup jendela. Hanif kemudian memeluk Isti dan membawa adiknya menjauh dari jendela. Menidurkannya di atas kasur lapuk dan membelai rambutnya.

Mereka mendengar suara pamannya

Setelah yakin adiknya sudah benar-benar tidur, Hanif mendekati jendela itu. Tak ada yg aneh dari pengelihatannya sejauh ia menatap ladang yg di tumbuhi banyak pohon pisang.

Hanif menoleh pada Isti saat tiba-tiba ia tersentak meliat Isti tengah duduk menatap lurus kearahnya.

"Pak De (pamannya) menjalani puasa Sorop buat kamu mbak," kata Isti.

Setelah mengatakan itu. jendela kamar tempat Hanif berdiri tiba-tiba di hantam dengan keras, membuat Hanif terlonjak mundur.

"Pak De muleh mbak. pak De MULEH," kata Isti lagi.

Tiba-tiba suara terdengar; "Nom, sinom. bukak ya nduk pintunya. pak De pulang. kuangen sama kamu nom."

Sinom adalah panggilan dari sang paman untuk Hanif.

"jangan di bukak mbak, jangan!!" kata Isti.

Hanif ikut duduk di samping Isti, mereka saling menatap ruangan itu.

Suara pintu kamar di belakangnya tiba-tiba terbuka dengan sendirinya, saat itulah Isti dan Hanif melihat pak De tengah berdiri dengan keadaan tanpa busana sedikitpun.

"Pak De muleh yo sinom" ucapnya dengan kapas yg masih terpasang di lubang hidungnya.

Penasaran sma kelanjutannya? Ngerasa gantung ya gaes? 

Tenang aja, tim Kuyiu.id bakal segera menyediakan seri selanjutnya berdasarkan dari pembuat thread @SimpleM81378523.

Nantikan kelanjutannya hanya Kuyou!




Cerita HorrorSoropcerita mistis twitterfakta soropmr simplekisah mistis soropkisah sorop

Share to: