Yuk simak 10 fakta dan pesan moral dari YouTube Lebih Dari TV buatan SkinnyIndonesian24 yang tengah trending berikut ini!
Seperti yang kita ketahui, SkinnyIndonesian24 yakni Andovi dan Jovial Da Lopez akan segera pamit dari dunia YouTube di pertengahan tahun 2021 ini. Seiring berjalannya waktu, mereka menyuguhkan berbagai konten edukasi yang jarang banget disorot banyak orang.
Kamu pasti sadar, sekarang ini lebih banyak orang menonton YouTube daripada TV. Bahkan kamu bisa menonton banyak acara TV di YouTube lho!
Baca Juga: Fakta-fakta Boy William Sindir Tamu NebengBoy, Kartika Putri Disorot Netizen Twitter Gaes!
Jadi, benarkah sekarang ini YouTube Lebih Dari TV? Nah, KUYOU.id akan merangkum beberapa edukasi dan pesan moral yang disampaikan dari konten terbaru SkinnyIndonesian24 berikut ini!
Video YouTube Lebih dari TV dimulai dari scene Andovi menonton musik video Young Lex - GGS
Konten YouTube Lebih Dari TV dimulai dengan Kajo yang tengah menyaksikan video klip dari Young Lex - GGS yang menampilkan beberapa konten kreator lainnya seperti Skinny Indonesian 24, Reza Oktovian, Kemal Palevi dan Dycal yang sudah tayang sejak 5 tahun yang lalu gaes.
Berisi pesan edukasi mengajak netizen untuk bijak menonton video YouTube yang diperankan oleh YouTube Ferry Irwandi lho
SkinnyIndonesian24 memang gak ada habisnya mengedukasi para pemirsanya. Setelah YouTube YouTube's Got Talent hingga Rewind Indonesia 2020, kini mereka hadir dengan judul baru yakni YouTube Lebih Dari TV.
Kata-kata tersebut nampaknya sudah gak asing lagi ya gaes di telinga kita. Pasalnya, kita gak bisa langi memungkiri dampak YouTube yang kini sudah menggeser posisi acara-acara TV. Bahkan kini sudah ada smart TV yang mempermudah banyak orang untuk menonton YouTube di layar kaca televisi.
YouTuber Ferry Irwandi muncul untuk menegaskan bagaimana banyak orang gak menyaksikan beberapa konten YouTube dengan jelas dan terpengaruh efek clickbait. Hal ini bahaya banget lho gaes, bisa menyebabkan penyebaran informasi yang salah!
Menyadarkan netizen akan yang depolarisasi oleh sistem algoritma mesin pencari seperti Google dan YouTube
Kamu tahu gak sih, kalau banyak hal yang kita cari di mesin pencarian online seperti Google memberikan rekomendasi yang berbeda setiap penggunanya? Nah, mereka memberikan pengetahuan perbedaan rekomendasi Google dan YouTube berdasarkan kebiasaan
Hal ini tergantung dengan apa yang biasa kita lakukan secara online yang terekam oleh semua sistem di HP kita.
Andovi mencontohkan kata kunci 'Veganism Is', Jovi mendapat hasil Veganism Is Amazing dan Andovi mendapat hasil Veganism Is Dangerous
Memberikan pengelihatan apa yang terjadi dalam pembuatan sistem algoritma YouTube dan Google
Kalian sadar gak sih, konten kreator belakangan ini memberikan beberapa konten yang sama. Saat prank tengah banyak disaksikan, hampir semua konten kreator menyuguhkan video-video prank mulai dari yang kocak hingga ekstrim.
Baca Juga: Makna Chauvinisme dalam Anime Attack On Titan, Kalian Sadar Gak Sih?
Ketika konten podcast banyak disaksikan, kini hampir semua YouTuber dan artis beralih dan melakukan hal yang sama pula. Padalah, bintang tamunya adalah orang yang sama dengan cerita yang sama, hanya kanal YouTubenya aja yang berbeda.
Alhasil, konten-konten dengan tema lainnya tenggelam dan dan kurang perhatian. Apa mereka peduli? Tentu saja gak, mereka bahkan akan membuat konten yang sama secara terus menerus karena yang menonton pasti banyak!
Dalam scene spesial, Andovi dan Jovi memperlihatkan bahwa konstruksi algoritma digital YouTube dan Google bertujuan untuk bisnis
Jadi gaes, kamu tahu gak sih kenapa banyak video yang hampir sama masuk dalam beranda YouTube kamu? Ya, ini adalah karena konstruksi algoritma digital YouTube dan Google bertujuan untuk bisnis.
Mereka gak mau kamu menutup aplikasi YouTube, mereka mau kamu stay dan terus menonton video-video berikutnya yang mereka sarankan. Semakin lama kamu menonton YouTube, semakin untung bagi mereka. Kembali lagi, semuanya adalah bisnis.
"Semakin lama kita menonton YouTube, semakin besar pendapatan mereka," ungkap Kajo.
Kalian enggak sadar gak? Penonton YouTube seperti kalian adalah produk sangat mahal, terutama Atensi kalian gaes
Kenapa YouTube mau kamu lebih lama menonton di aplikasi tersebut? Padahal kamu gak bayar apapun untuk menonton video disana kecuali tagihan kuota kan gaes?
Belakangan ini, YouTube menyediakan fitur premium baru yang memberikan kenyamanan untuk para pengguna menonton semua video tanpa jeda iklan. Nah, kalau kamu gak mau bayar premium, ya harus mau menonton dengan rentetan iklan.
Baca Juga: Kesamaan Kozuki Oden dengan Gus Dur yang Layak Jadi Panutan Nih Gaes
Dari premium dan dari iklan, YouTube tetap dapat keuntungan. Jadi kesimpulannya, pengguna yang menggunakan premium ataupun tidak, tetap menguntungkan YouTube gaes!
"Supaya makin banyak iklan, dan makin banyak duit buat YouTube," kata Andovi.
Kajo juga memberikan sedikit logika untuk kita nih gaes. Jika YouTube adalah sebuah toko, iklan adalah customernya, karena dia membeli jasa disana. Maka dari itu, kita ini lah produknya!
Bukan kita yang dijual, namun atensi dari pengguna Youtube lah yang dijual disana gaes.
"Perhatian Andovi, ke layar HP Andovi itu yang dijual," tegas Kajo.
Mereka merekam semua aktivitas online para pengguna, apa yang kita sukai, apa minat kita, apa yang kita cari, apa yang kita beli, apa yang kita inginkan dan banyak hal lainnya gaes.
Nah, semuanya menjadi suatu data yang penting bagi pengiklan untuk diperjualbelikan. Kalau kamu sadari, pasti kamu sering banget menemukan pop-up iklan dari produk-produk yang ada di wishlist kamu. Kok bisa mereka tahu? Semua dari aktivitas online yang diperjual belikan gaes!
Andovi dan Jovial sepakat bahwa YouTube lebih dari TV dan bertujuan positif jika pertemukan barang yang diinginkan pengguna, namun...
Dari sisi lainnya, iklan-iklan di YouTube ini memang sangat bermanfaat gaes. Apalagi bagi para pengiklan yang dapat menemukan target pasar yang pas.
Bagi para konsumen, juga menjadi hal positif karena dipertemukan dengan kebutuhan dan keinginan yang sedang kita cari-cari.
Namun, Kajo menjelaskan hal tersebut baik jika data digunakan untuk kepentingan jual-beli. Bagaimana jika digunakan untuk hal-hal lain yang berhubungan dengan politik?
Hal paling penting adalah kesadaran bahwa YouTube dan Google dapat mempolarisasi masyarakat melalui algoritma untuk kepentingan politik dan sosial kontrol
Kajo menjelaskan, kalau YouTube bisa mendorong penggunanya untuk membeli sebuah produk, akan ada kemungkinan mereka bisa mendorong pengguna untuk melakukan hal-hal lain, salah satunya adalah politik dan sosial kontrol gaes!
Dengan memanfaatkan algoritma, para kreator akan mencari atau bahkan membuat dramanya sendiri agar bisa dijadikan konten. Sayangnya, Kajo menjelaskan bahwa algoritma gak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Parahnya lagi, konten-konten di YouTube bisa dibuat seleluasa mungkin tanpa perlu dikonfirmasi kebenarannya. Ada banyak hal simpang siur dengan teori ngasal beredar di YouTube.
Lebih parahnya lagi, hal-hal seperti itu malah lebih ramai disaksikan dibanding fakta yang sebenarnya yang terjadi di lapangan.
Algoritma YouTube menjebak pengguna dengan satu pendapat yang sama baik itu benar ataupun salah
Sekali kamu menonton video hoaks, konten-konten sejenis akan muncul di beranda YouTube kamu. Alhasil, kamu kan terus menyaksikannya dan semakin yakin dengan kabar bohong tersebut.
Padahal di YouTube pengguna lainnya membahas hal yang berlawanan, kebenaran dan juga fakta. Perlu diingat, konten YouTube gak bisa dijadikan acuan ya gaes! Apalagi akun bodong yang gak jelas asal usul hingga siapa kreatornya.
"Kita Semua adalah Pelaku dan Korban"
Jadi semuanya saling berhubungan gaes. Di YouTube, para kreator akan terpengaruh dengan algoritma. Mereka akan terus menerus mencari drama atau bahkan membuat drama itu sendiri.
Baca Juga: Penjelasan Parkinson Law Terlengkap, Pekerjaan Kamu Bakal Selesai Lebih Cepat Gaes
Sementara para penonton akan terpengaruh dengan konten-konten heboh yang dibuat oleh kreator, baik itu kabar simpang siur ataupun tidak. Konten heboh dan atensi yang berlebihan ini lah yang kemudian dimanfaatkan oleh brand yang hanya mementingkan profit.
"YouTube yang memfasilitasi dan membiarkan ini semua terjadi. Dan yang lebih gila lagi, kita semua adalah pelaku dan korban," ungkap Andovi dan Kajo.
Share to:
Related Article
-
Kumpulan Kasus Pembunuhan yang Dipecahkan oleh Hantu versi Nessie Judge, Bikin Enggak Nyan
Nessie Judge|September 10, 2020 13:00:00