Fakta baru bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar akhirnya terungkap. Polisi mengungkap bahwa pelaku bom bunuh diri tersebut merupakan jaringan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Simak fakta dan awal mula JAD terbentuk berikut ini gaes.
Hal tersebut diungkap oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Menurutnya, dua pelaku bom bunuh diri tersebut berkaitan dnegan 19 teroris JAD yang ditangkap di Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu. JAD sendiri merupakan organisasi yang diklaim berafiliasi ke jaringan ISIS
"Pelaku ini merupakan jaringan JAD dengan 19 anggota JAD yang ditangkap kemarin," ungkap Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
BACA JUGA: Ini FOTO Wajah Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar, Ternyata Kelompok JAD Balas Dendam!
Awal mula JAD terbentuk
Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sendiri terbentuk pada 2015 silam oleh 21 organisasi teror yang mendeklarasikan kesetiaan terhadap Islamic State. Sejak saat itu organisasi satu ini berulangkali melancarkan serangan di Tanah Air.
Menurut pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh, Aceh, Al Chaidar, pelaku pengeboman yang merupakan bagian dari JAD yang berafiliasi ke ISIS. Hal itu nampak ketika sasaran pengeboman mereka menyasar gereja Katolik, sama seperti beberapa pengeboman yang dilakukan JAD sebelumnya.
Karena terbukti sangat meresahkan, sejak 2017 lalu pemerintah AS juga menempatkan JAD dalam daftar organisasi teror dan melarang semua perusahaan AS berurusan dnegan kelompok tersebut.
Persebaran kelompok JAD ada di berbagai provinsi
Menurut pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh, Aceh, Al Chaidar, jumlah anggota kelompok JAD di Sulawesi masih cukup banyak meskipun puluhan lainnya berhasil ditangkap.
Nggak cuma itu aja, perekrutan anggota kelompok JAD di Indonesia juga sangat cepat dengan jumlah yang banyak. Jika dulu mereka hanya berhasil merekrtu dua atau tiga orang, kini mereka bisa mengajak puluhan orang sekaligus.
Tak heran kalau kelompok aktif JAD ini menyebar di 19 provinsi lain di Indonesia. Untuk itulah Al Chaidar menyebut bahwa penangkapan Densus 88 Antiteror terhadap puluhan anggota JAD belum efektif membendung derasnya ideologi trans nasional - Wahabi Takfiri yang mereka anut.
Menurutnya, pemerintah perlu lebih mengintensifkan gerakan kontra trans nasional - Wahabi Takfiri. Hal itu bisa dilakukan dengan melibatkan ahli keagamaan di berbagai Universitas.
Aktif di Media sosial dan punya buzzeeer gaes
Menurut keterangan Mabes Polri, kelompok JAD juga aktif di dunia sosial media. Ketika mereka akan melakukan aksinya, mereka terlebih dahulu memberi kabar melalui media sosial.
Meski begitu, mereka tak mengungkap secara detail siapa yang menjadi targetnya termasuk waktu dan tempat kejadian tersebut.Salah satu aplikasi yang mereka gunakan adalah telegram.
Mastermind JAD
Salah satu tokoh penting dalam pendirian JAD adalah Aman Abdurrahman. Ia juga menjadi terpidana mati kasus terorisme pada tahun 2014 silam.
Amanlah yang memanggil sejumlah pengikutnya untuk melakukan pertemuan di LP Nusakambangan terkait berdirinya khilafah Islamiyah di Suriah. Dari situlah cikal bakal JAD mulai terbentuk dan mulai menyebar ke berbagai provinsi.
Pada 2019, polisi mengejar seorang terduga teroris bernama Safullah atau Daniel adau Chaniago. Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkap pbahwa Saefullah lah yang bertugas untuk mejadi masetrmind JAF atau mengendalikan dan memberi perintah kepada teroris JAD yang tersebar di banyak daerah.
Nggak cuma itu, ia juga mengontrol beberapa pelaku yang berasal dari berbagai daerah seperti misalnya tersangka Yoga yang menjadi penghubung antara JAD Indonesia dengan JAD Filipina.
BACA JUGA: 7 Fakta-Identitas Pelaku Bom Katedral Makassar, Lengkap Foto dan Video
Nah itudia gaes fakta baru di balik bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Pelaku aksi terorisme tersebut ternyata tergabung dalam organisasi Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Organisasi satu ini juga berafiliasi ke ISIS dan telah melangsungkan beberapa aksi terorisme lain.
Share to:
Related Article
-
7 Earphone Minimalis Keren Dibawah Rp 500 Ribu, Cocok Buat Milenial
Update|October 28, 2020 19:20:23