Kebebasan dunia digital saat ini membuat banyak perubahan, terutama di bidang komunikasi. Pada masa ini, komunikasi antar manusia jadi lebih mudah dan bebas karena hadirnya media sosial.
Dari hari ke hari, pengguna aktif sosial media pun semakin bertambah. Dilansir dari dataindonesia.id, jumlah pengguna sosial media di Indonesia mencapai 191 juta orang pada Januari 2022, meningkat 12,35 persen dibanding 2020 yakni 170 juta orang.
Hal tersebut juga lah yang bisa mempengaruhi komunikasi politik yang dijalankan oleh banyak politisi. Seperti yang disebutkan oleh Silvanus Alvin dalam bukunya berjudul Komunikasi Politik di Era Digital, kehadiran media baru akan membentuk kulutr baru.
"Setiap kehadiran media baru terbentuklah kultur baru. Saat ini, media yang teranyar adalah media sosial," tulis Alvin dalam bukunya.
Banyak pegiat politik yang ikut memanfaatkan perkembangan digital seperti sekarang. Hal itu ditandai dengan banyaknya pegiat politik yang ikut hadir di media sosial.
Misalnya saja Presiden Jokowi yang memiliki akun Instagram dengan jumlah followers mencapai 45,8 juta akun pada Maret 2022.
BACA JUGA: Mengupas Wajah Baru Komunikasi Politik di Era Digital, Silvanus Alvin Ungkap Pentingnya Big Data
Manfaat digital dalam komunikasi politik
Seperti yang kita ketahui bersama, perkembangan digital bisa memberikan manfaat dalam komunikasi politik. Misalnya saja, penyampaian program-program pemerintah yang bisa disampaikan langsung kepada masyarakat.
Sebagai rakyat, kita pun dengan mudah mengungkap aspirasi dan pendapat terkait berbagai kebijakan maupun program pemerintah tersebut.
BACA JUGA: Fakta dan Profil Silvanus Alvin, Dosen Milenial Penulis Buku Komunikasi Politik di Era Digital
Buku komunikasi politik di era digital
Meski memberikan banyak manfaat di bidang komunikasi politik, kini dunia digital memberikan ancaman tersendiri. Ancaman tersebut terjadi saat ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatan media sosial tak semestinya.
Misalnya saja penyebaran hoaks, misinformasi, hasutan, dan masih banyak lagi yang memicu konflik baru di tengah masyarakat. Untuk itulah sebagai pengguna sosial media, kita harus lebih berhati-hati mempercayai berbagai informasi yang tertera di sosial media.
Melalui buku Komunikasi Politik di Era Digital, kita diajak memahami kembali seputar komunikasi politik. Buku yang ditulis Silivanus Alvin ini juga mengupas tuntas bagaimana transformasi komunikasi politik dari zaman kolonial hingga era digital.
Menariknya lagi, buku satu ini juga membahas berbagai fenomena komunikasi di era digital yang banyak ditemui akhir-akhir ini. Seperti misalnya selebriti yang merambah ke dunia politik begitu pula sebaliknya. Alvin memaparkan bagaimana kekuatan dan kelemahan selebriti di dunia politik dengan mengambil studi kasus.
Buku satu ini menyajikan informasi komplit seputar komunikasi politik di dunia digital. Nggak heran kalau buku satu ini banyak menjadi referensi para mahasiswa. Buku yang dirilis pada 2022 ini juga memaparkan informasi tersebut dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Share to:
Related Article
-
“Tak Ada Wifi di Alam Baka”, Single Kolaborasi .Feast dan Koil
Update|November 21, 2023 15:14:55