Hadiri Side Event KTT ASEAN 2023, Dinna Prapto Raharja: Utamakan Pekerja Migran Sebagai Daya Tawar

Hadiri Side Event KTT ASEAN 2023, Dinna Prapto Raharja: Utamakan Pekerja Migran Sebagai Daya Tawar

Hadiri Side Event KTT ASEAN 2023, Dinna Prapto Raharja: Utamakan Pekerja Migran Sebagai Daya Tawar

Dinna Prapto Raharja Hadiri Side Event KTT ASEAN 2023 (Foto: Istimewa)


Dinna Prapto Raharja, Director Executive Synergy Policies menghadiri Side Event KTT ASEAN 2023 (ASEAN summit) di Labuan Bajo pada 6 Mei 2023.

Disini, Dinna menyampaikan bahwa negara-negara ASEAN harus mengutamakan pekerja migran sebagai upaya untuk memperkuat daya tawar ke negara-negara lain.

Baca Juga: Fakta Menarik Dibalik Kemewahan Gala Dinner KTT G20, Dirancang dengan Tangan Dingin Wishnutama

Side Event KTT ASEAN 2023

Pada 6 Mei 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, telah dilaksanakan Side Event KTT ASEAN 2023 (ASEAN summit) oleh Migrant Care, lembaga swadaya masyarakat.

Pertemuan ini bertujuan untuk  merumuskan masukan dari sisi perlindungan pekerja migran untuk Indonesia dan Presiden Joko Widodo selaku Ketua ASEAN dalam acara KTT ASEAN 2023 yang sedang berlangsung di Labuan Bajo.

Pertemuan ini juga dihadiri Dinna Prapto Raharja, pengajar dan praktisi hubungan internasional, pendiri Synergy Policies, yang pernah menjabat sebagai Wakil Indonesia untuk ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) 2016-2018.

Synergy Policies (oleh PT Cipta Inspirasi Nusantara) adalah sebuah think-tank independen dan perusahaan konsultan yang berbasis di Jakarta dengan hasrat dan rekam jejak untuk menghubungkan, mengatur, dan mensinergikan ide-ide untuk kebijakan publik yang lebih baik. 

Negara ASEAN Harus Utamakan Pekerja Migran

Hadir sebagai keynote speech, Dinna Prapto Raharja menyampaikan cara kerja ASEAN, signifikansi KTT ASEAN secara umum dan konteks dalam penanganan isu pekerja migran, update terkini mengenai geopolitik yang berkembang yang berdampak pada pekerja migran, serta merumuskan rekomendasi untuk KTT ASEAN. 

Menurut Dinna, negara-negara ASEAN sudah harus mulai mengutamakan para pekerja migran yang bisa dijadiakan sebagai daya tarik untuk negara-negara lain.

“Hakekat ASEAN sejak dideklarasikannya Piagam ASEAN serta Visi ASEAN sebagai suatu komunitas bersama adalah untuk mengembangkan kerjasama yang sifatnya berpusat pada manusia atau masyarakat (people) untuk kemajuan di bidang pembangunan sosial, agar terjadi keadilan, martabat, dan kualitas hidup yang tinggi untuk masyarakat negara-negara ASEAN. Sudah selayaknya, negara-negara ASEAN mengutamakan kerja-kerja masyarakat sipil khususnya terkait perlindungan pekerja migran karena adanya perubahan geopolitik, demografi penduduk dan climate change yang menghendaki negara bertumpu pada kerjasama dengan masyarakat sipil untuk memperkuat daya tawar dengan negara-negara eksternal,” ucap Dinna.

Lebih lanjut, Dinna mengatakan bahwa negara-negara maju kini sedang kekurangan tenaga kerja. Untuk itu, negara-negara ASEAN harus bisa mengambil peluang ini, karena dikabarkan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia sampai 2050 akan bertumpu di ASEAN.

“Negara-negara ekonomi maju mengalami masalah akut terkait penuaan populasi dan kekurangan tenaga kerja. Meskipun negara-negara ini jelas-jelas membutuhkan pekerja migran untuk mengisi kekurangan tenaga kerja, malahan mereka bicara soal larangan migrasi dan penguatan aturan imigrasi, bahkan ada yang menolak melindungi hak-hak pekerja migran. Di sisi lain mereka menyedot energi dunia sambil menciptakan teknologi untuk lagi-lagi dijual ke negara-negara berkembang. ASEAN harus menyadari bahwa inilah alasan mendesaknya penguatan kerjasama intra-ASEAN. Pertumbuhan ekonomi dunia sampai 2050 akan bertumpu pada manusia dan sumberdaya dari ASEAN, sehingga wajar bila dinegosiasikan termin-termin kerjasama yang lebih baik untuk  masyarakat ASEAN, “ tegas Dinna. 

ASEAN Social Perlu Diangkat Presiden Joko Widodo

Dinna Prapto Raharja mengatakan bahwa ASEAN Social perlu diangkat oleh Presiden Joko Widodo KTT ASEAN Chairman Statement 2023.

“Ada harapan bahwa Chairman Statement 2023 mencakup komponen ASEAN Social, yakni paragraf tentang sentralitas orang (people) dan masyarakat sipil sebagai inti (core) dan penggerak (movers) dari kegiatan membangun kerjasama di ASEAN. Dalam ASEAN Social ini agar diteguhkan pelibatan masyarakat sipil (LSM, akademisi, unsur-unsur non-pemerintah lain yang relevan) dalam mengevaluasi capaian ASEAN bagi people dan agar disampaikan intensi penetapan standar perlakuan dan perlindungan terhadap penduduk negara ASEAN, baik selama berada di negara-negara ASEAN maupun ketika berada di negara-negara eksternal. Penanganan terhadap penduduk negara ASEAN, termasuk yang menjadi pekerja migran, agar diberikan keistimewaan demi percepatan mencapai komunitas ASEAN yang berkeadilan, bermartabat, dan berkualitas hidup tinggi.” ucap Dinna.

Mengenai ASEAN Vision Post-2025, Dinna menyampaikan perlunya indikator-indikator capaian kerja yang baru, yang sifatnya lintas sektoral, lintas pilar ASEAN, dan konkrit untuk masyarakat ASEAN.

Baca Juga: Erick Thohir Harap HIPMI Bantu Pemerintah Untuk Bawa Pengusaha Muda Kuasai Pasar ASEAN

“Jangan lagi isu pekerja migran dititipkan di pilar sosial budaya saja sementara sektor lain kurang peduli, lalu pertemuan masyarakat sipil dianggap sampingan, tetapi justru dibangun kerja-kerja lintas sektoral yang difasilitasi ASEAN dan melibatkan kalangan masyarakat sipil secara luas. Saya yakin Presiden Joko Widodo berkenan menghayati pentingnya pendekatan lintas sektor untuk nasib pekerja migran yang lebih baik.” pungkasnya.




Synergy PoliciesDinna Prapto RaharjaSide Event KTT ASEAN 2023ASEAN Social

Share to: