Rawan Gangguan Mental, Gen Z Dianggap Susah Berkembang

Rawan Gangguan Mental, Gen Z Dianggap Susah Berkembang

Rawan Gangguan Mental, Gen Z Dianggap Susah Berkembang

Gen Z Dianggap Susah Berkembang (Foto: Freepik)


All About America baru-baru ini membuat sebuah riset yang menunjukkan bahwa Generasi Z atau Gen Z dianggap susah berkembang karena mudah stress hingga rawan terkena gangguan mental.

Dilansir VOA, orang lanjut usia mempunyai banyak pendapat mengenai Gen Z. Dalam survei tersebut menunjukkan bahwa 40% perusahaan memilih untuk tidak mempekerjakan pekerja Gen Z karena mereka merasa mereka kurang siap menghadapi dunia kerja. Jajak pendapat lain menunjukkan bahwa Gen Z mengalami lebih banyak kesulitan dalam mencapai prestasi kerja dibandingkan orang tua mereka.

Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Enggan Pekerjakan Gen Z, Kenapa Ya?

Dalam penelitiannya, Aronson berfokus pada transisi menuju kedewasaan. Dia mengatakan Gen Z menghadapi lebih banyak tantangan dalam beberapa hal dibandingkan generasi sebelumnya.

“Ada peningkatan kesenjangan dalam transisi menuju masa dewasa. Ada banyak perubahan dalam budaya dan norma, ketidakamanan secara umum, dalam hal perubahan iklim dan perang serta penembakan di sekolah dan inflasi yang cepat. Semua hal ini memberikan tekanan yang sangat besar pada generasi ini,” kata Aronson.

Gen Z Pesimis Terhadap Dunia

Foto: Freepik

Matin Mirramezani, Chief operating officer Generation Lab, sebuah perusahaan intelijen data yang khusus mempelajari generasi muda, mengatakan Gen Z cukup pesimis terhadap dunia. Hal ini lantaran mereka melalui banyak peristiwa penting yang cukup menyeramkan.

“Gen Z cukup pesimis terhadap dunia. …Mereka telah melalui banyak peristiwa penting, dan mereka melihat dunia jauh lebih tidak pasti dibandingkan generasi sebelumnya,” kata Matin Mirramezani.

Mirramezani mengatakan Gen Z selalu kedapatan peristiwa besar akhir-akhir ini seperti pandemi COVID-19 hingga munculnya teknologi AI yaitu Artificial Intelligence.

“Kami melihat dampak perubahan iklim yang jauh lebih besar. Kita pernah mengalami pandemi COVID, dan sekarang AI generatif mengubah banyak hal secara signifikan. Jadi, ini adalah generasi yang terus mengalami perubahan,” katanya.

Gen Z Mudah Stress hingga Rawan Gangguan Mental

Foto: Freepik

Laporan “Stres di Amerika” tahun 2023 oleh American Psychological Association menemukan bahwa orang dewasa Gen Z melaporkan tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa yang lebih tua.

Lynn Bufka, seorang psikolog klinis yang berafiliasi dengan APA, mengatakan salah satu alasannya adalah orang-orang muda lebih nyaman mengidentifikasi dan mengakui tekanan dibandingkan orang-orang pada dekade sebelumnya.

“Orang-orang mempunyai bahasa untuk menggambarkan apa yang mereka lakukan secara emosional, mental, psikologis dengan cara yang tidak selalu kita miliki sebagai bagian dari budaya kita sehari-hari,” kata Bufka.

“Tetapi juga, ketika kita memikirkan kelompok individu tertentu, saya pikir kita tidak boleh meremehkan dampak pandemi ini," sambungnya.

Pandemi ini memaksa generasi Z saat ini untuk tinggal di rumah bersama orang tua mereka pada saat mereka seharusnya mendapatkan kemandirian sesuai usia, berpisah dari keluarga, mengembangkan jaringan pertemanan dan kesadaran diri, menurut Butka.

“Banyak dari hal-hal ini yang tidak mungkin dilakukan oleh individu selama pandemi, sehingga beberapa dari pertumbuhan perkembangan normal yang kita perkirakan mungkin tertunda bagi individu pada periode tersebut,” katanya.

Baca Juga: Alasan Gen Z Disebut Generasi Stroberi, Mudah Rapuh dan Merasa Istimewa

Pengaruh Media Sosial

Foto: Freepik

Faktor lain yang dapat menambah permasalahan generasi Z adalah media sosial, yang tidak dimiliki oleh generasi sebelumnya. Platform online populer ini dapat membuat permasalahan dunia yang jauh terasa dekat.

“Apa yang terjadi di dunia sangat melekat dalam kehidupan mereka. Dan ini sangat berbeda dengan masa lalu…cara konsumsi berita. Dan hal ini jelas memiliki dampak dramatis terhadap cara orang menjalani kehidupan mereka,” kata Mirramezani. “Mereka melihat peristiwa-peristiwa besar di dunia, dan hal itu terasa sangat pribadi bagi mereka.”

Media sosial juga dapat memberi tekanan pada generasi muda yang mungkin merasa tidak sesuai dengan apa yang mereka lihat di dunia maya.

“Media sosial adalah barnya. Media sosial menetapkan standarnya,” kata Smith. 




Generasi ZGen Z

Share to: