Presiden terpilih, Prabowo Subianto menyinggung sikap beberapa pihak, yang disinyalir haus kekuasaan dan berupaya memperoleh hal tersebut dengan cara curang.
Hal ini disampaikannya saat ditemui dalam penutupan Kongres PAN ke-VI, di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat pada Sabtu (24/8) malam.
Baca Juga: Prabowo Subianto Pererat Hubungan Indonesia dengan Papua Nugini
"Mereka-mereka yang terlalu haus dengan kekuasaan, dan kadang-kadang kekuasaan hendak dibeli, hendak diatur, hendak dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan lain, kekuatan-kekuatan di luar kepentingan rakyat, ini yang bisa ganggu bahkan merugikan suatu bangsa," kata Prabowo.
Menurut Prabowo, filosofi utama menjadi penguasa berarti harus mampu dan memiliki kemampuan memperbaiki kehidupan rakyat.
"Untuk memperbaiki kepentingan rakyat perlu untuk berkuasa," ungkapnya, tetapi tidak merinci siapa pihak yang haus akan kekuasaan tersebut.
Prabowo juga menjelaskan bahwa iklim demokrasi RI dapat terjadi atas izin dari rakyat. Jika tak dapat restu, kekuasaan tidak dapat diraih. Menurutnya, seorang yang ingin berkuasa harus meminta restu dari mayoritas rakyat.
"Dengan minta izin dengan rakyat kita datang ke rakyat untuk memberi mandat kekuasaan kepada kita," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga sempat meminta agar jangan sampai ada yang melakukan operasi intelijen kepada lawan politik. Menurutnya, kegiatan tersebut tak sesuai aturan berlaku, di mana operasi Intelijen bukan dilakukan untuk membidik orang tertentu.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Dikabarkan Siap Meluncur Awal Januari 2025
"Jangan pakai alat-alat yang dulu-dulu, cara-cara yang dulu-dulu, adu domba, ngintel-ngintelin orang. Ngintel untuk rakyat untuk bangsa. Jangan ngintelin lawan politik, enggak enak itu," kata Prabowo.
Share to:
Related Article
-
Pajak Kripto Sumbang Rp 39 M untuk Kas Negara, Founder MAJA Labs Sebut Web3 Berkembang Pesat
Adrian Zakhary|March 02, 2024 13:00:00