Adrian Zakhary, Founder sekaligus CEO MAJA Labs, memiliki visi besar untuk membawa budaya Indonesia ke kancah internasional melalui inovasi dan teknologi.
Lewat MAJA Labs, ia berkomitmen untuk mengangkat seni dan budaya Indonesia agar dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital, terutama di era yang semakin terkoneksi melalui platform digital seperti NFT dan digital fashion.
Baca Juga: Adrian Zakhary Ungkap Asal Usul Nama MAJA Labs, Ternyata Bawa Spirit Kebangsaan
“Kita membuat MAJA Labs dari narasi kebangsaan. Kita bangga dengan budaya Indonesia, kita punya banyak budaya. MAJA Labs hadir untuk meng-enabling seni yang bisa beradaptasi dengan teknologi. Kita ingin menggabungkan seni dan teknologi, ketika fenomena NFT, kita meng-enabling bagaimana artist atau seniman lokal bisa berpartisipasi dalam dunia NFT," ungkap Adrian Zakhary dikutip dari kanal YouTube Jimmy Oentoro Channel.
Langkah ini diwujudkan melalui berbagai program dan produk inovatif yang mendukung seniman dan kreator lokal agar dapat berpartisipasi dalam ekosistem digital global.
Salah satu proyek unggulan MAJA Labs adalah Drezzo, inkubator yang berfokus pada pengembangan digital fashion. Adrian mengisahkan perjalanan Drezzo yang mendapat sambutan hangat saat tampil di Bali dan menyajikan digital fashion show berbasis budaya Indonesia, seperti kain Endek dan Songket asal Bali yang diolah secara digital untuk disaksikan oleh khalayak luas.
“Drezzo punya digital fashion, dan kita menampilkan digital fashion show saat diundang oleh Pemprov Bali. Kita merespon kain Endek dan kain Songket asal Bali, kemudian kita digital-kan di atas panggung, disaksikan banyak orang," jelas Adrian.
Kesuksesan ini berlanjut ketika MAJA Labs mendapat kesempatan untuk menampilkan digital fashion show mereka di Dubai pada Oktober 2023. Tidak berhenti di situ, Adrian dan tim juga membawa konsep serupa ke Eropa, memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia dalam bentuk digital di Belgia, tepatnya di Brussel dan Antwerp, serta di Milan, Italia pada November 2023.
Lewat berbagai acara ini, MAJA Labs menampilkan potensi digital fashion dengan cita rasa khas Indonesia kepada dunia.
“Dari sana, kita dapat dukungan untuk menampilkan digital fashion show kita di Dubai bulan Oktober 2023, di tahun yang sama pada bulan November, kita bawa konsep ini ke Eropa, tepatnya ke Belgia di kota Brussel dan Antwerp, kemudian kita bawa juga ke Milan, Italia. Kita perkenalkan budaya Indonesia dalam digital fashion show,” kata Adrian.
Melalui inovasi yang terus digalakkan oleh Adrian dan MAJA Labs, budaya Indonesia kini semakin mendapatkan sorotan di panggung global. Adrian berharap langkah ini dapat memperkuat posisi budaya Indonesia di mata dunia, sekaligus membuka peluang lebih luas bagi seniman dan kreator lokal untuk berkarya di era digital.
Baca Juga: CEO MAJA Labs, Adrian Zakhary: Web3 Kunci Sukses Kedaulatan Digital Indonesia
Dengan menggabungkan seni dan teknologi, MAJA Labs terus berupaya agar kekayaan budaya Indonesia dapat bersaing dan diapresiasi secara global, menjadi kebanggaan bagi bangsa serta inspirasi bagi generasi berikutnya.
Share to:
Related Article
-
Nge-vlogg Bareng Atta Halilintar, Ganjar Pranowo: Kalau Saya Bilangnya Atta Bledeg
Ganjar Pranowo|February 07, 2020 16:00:00