Ramadan merupakan bulan penuh
berkah yang kehadirannya sangat dirindukan oleh umat Islam di seluruh dunia.
Pada waktu tersebut setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak beribadah,
siang atau pada malam hari. Puasa juga membuat tubuh menjadi lemas, dan
sebagian orang memilih tidur.
Namun ketika seseorang lebih
banyak tidur pada Ramadhan, apakah sah puasanya?
Menanggapi hal ini guru Fikih
Pondok Pesantren Al-Masthuriyah Sukabumi, Ustadz Mumu Mudzakir mengatakan,
apabila seseorang memilih banyak tidur maka puasanya tetap sah. Sebab hal ini
dapat menghindarkannya dari berbagai perbuatan kemungkaran.
"Jika niatnya banyak tidur
saat puasa untuk menghindari maksiat atau perbuatan tidak terpuji, seperti
membicarakan orang lain (ghibah), zinah mata, dan lainnya yang mengundang dosa
maka sah-sah saja," katanya.
Seperti dijelaskan dalam kitab
Ittihaf sadat al-Muttaqien:
نوم الصائم عبادة ونفسه تسبيح وصمته حكمة، هذا مع كون النوم عين
الغفلة ولكن كل ما يستعان به على العبادة يكون عبادة
Artinya:
"Tidurnya orang puasa adalah
ibadah, napasnya adalah tasbih, dan diamnya adalah hikmah. Hadits ini
menunjukkan bahwa meskipun tidur merupakan inti dari kelupaan, namun setiap hal
yang dapat membantu seseorang melaksanakan ibadah maka juga termasuk sebagai
ibadah" (Syekh Murtadla az-Zabidi, Ittihaf Sadat al-Muttaqin, juz 5, hal.
574).
Share to:
Related Article
-
5 Fashioon Hijab ala Nissa Sabyan, Bisa Dicontek Buat Silaturahmi Virtual Nih!
Ramadan 2020|May 21, 2020 18:22:03