Sa'ad bin Abi Waqash merupakan seorang sahabat Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga. Dia memeluk Islam ketika berumur 17 tahun. Suatu hari dalam hidupnya, ia didatangi Abu Bakar Ash-Shiddiq yang dikenal sebagai orang yang ramah.
Sa'ad adalah seorang kesatria
Muslim yang paling berani. Ia mempunyai dua kekuatan yang sangat ampuh: panah
dan doanya. Jika ia memanah, pasti tepat sasaran. Jika ia berdoa, akan
dikabulkan-Nya. Hal ini tak lepas dari doa Rasulullah untuk Sa'ad. Suatu hari
Rasulullah SAW menyaksikan sesuatu dari Sa'ad yang menyenangkan hati beliau.
Maka Rasulullah SAW pun bermunajat, "Ya Allah, tepatkanlah bidikan
panahnya (Sa'ad bin Abi Waqash) dan kabulkanlah doanya..!"
Demikianlah, diri Sa'ad menjadi
ma syhur lantaran doanya disebut makbul. Kelak ketika fitnah terjadi pada zaman
kekhilafahan Ali bin Abi Thalib, Sa'ad mendengar seorang laki-laki memaki Ali,
Thalhah, dan Zubair. Orang itu bahkan terus menolak berhenti mencaci-maki.
Maka, Sa'ad pun berkata,
"Kalau begitu, akan saya doakan kamu kepada Allah." Laki-laki tadi
lantas berkata, "Rupanya kamu hendak menakutiku, seolah-olah kamu seorang
Nabi."
Maka, Sa'ad pun pergi wudhu dan
melakukan shalat dua rakaat kemudian berdoa: "Ya Allah, kiranya menurut
ilmu-Mu, laki-laki ini telah memaki segolongan orang yang telah memeroleh
kebaikan-Mu dan tindakan mereka mengundang amarah murka-Mu. Maka mohonlah
dijadikan hal ini sebagai pertanda dan pelajaran."
Tidak lama kemudian, tiba-tiba
dari salah satu pekarangan rumah muncul seekor unta liar dan menabrak laki-laki
tadi sehingga meninggal.
Memuliakan Orang Tua
Sa'ad adalah teladan istiqamah
dalam iman dan hidayah. Betapa mahalnya hidayah itu bahkan harus dipertahankan
dengan susah payah. Terkisahlah ibunda Sa'ad yang melakukan mogok makan
berhari-hari demi menentang keislaman anaknya.
Semakin hari semakin parahlah
kondisi ibu Sa'ad ini. Dalam ujian keimanan yang berat seperti ini, keimanan
sang sahabat kokoh menghujam dan keluarlah kalimat yang abadi itu. "Demi
Allah, ketahuilah wahai ibunda, seandainya bunda memiliki seratus nyawa, lalu
ia keluar satu per satu, maka tidak lah anakmu ini akan meninggalkan agama ini
(Islam) walau ditebus dengan apa pun."
Akhirnya, hati ibundanya itu
luluh. Tak lama berselang, turunlah ayat Alquran terkait kisah Sa'ad ini, surah
Luqman ayat ke-15. Artinya, "Dan seandainya kedua orang tua memaksamu
untuk mempersekutukan Aku (Allah), padahal itu tidak sesuai dengan pendapatmu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya."
Share to:
Related Article
-
Seru Tapi Enggak Sadar, Ini Gaya Bukber Baru dan Unik di Tengah Pandemi Corona
Ramadan 2020|May 12, 2020 11:22:03